Pelatih Chelsea Frank Lampard tertunduk lesu meninggalkan lapangan setelah pertandingan final Piala FA 2020  melawan Arsenal, di Stadion Wembley, London, Inggris, 1 Agustus 2020. Chelsea secara resmi memecat Lampard menyusul hasil buruk yang ia dapatkan dalam lima pertandingan terakhir yang hanya menang sekali dan menelan tiga kekalahan, ANTARA FOTO/Arsip Foto Reuters- Adam Davy/hp.


Tak ada kemajuan

Kekalahan dari Manchester City dan Leicester membuat Chelsea tak pernah menang dalam enam pertandingan melawan tim-tim yang saat ini menduduki posisi klasemen di atas mereka. Ini statistik yang mencerminkan taktik sang pelatih kepala keliru.

Gonta ganti formasi tim yang terus terjadi selama beberapa pekan terakhir ternyata tak membantu banyak. Antonio Rudiger yang sudah lama tak dipakai dipromosikan lagi sebagai bek tengah pilihan pertama, Jorginho tiba-tiba kembali ke lini tengah. Lampard bahkan memasang tidak kurang dari 17 kombinasi front three-nya selama pertandingan Liga Premier dan Liga Champions.

Kebobolan makin sering terjadi, rentan bola mati tetap menjadi penyakit, dan menyia-nyiakan peluang terus berlanjut, padahal uang sudah dikeluarkan besar sekali untuk mengatasi semua itu. Akibatnya, tim pun melorot ke posisi kesembilan dalam klasemen Liga Premier setelah mengemas 29 poin. Itu lima tempat dan tiga poin lebih buruk ketimbang yang dicapai Chelsea pada periode sama musim lalu.

Itu statistik yang menjadi pukulan keras untuk taktik yang diadopsi Lampard dan staf pelatihnya. Petunjuk bahwa performa bakal membaik kembali pun sulit ditemukan. Dan ini menjadi fakta yang tercatat dalam siaran pers Chelsea saat mengumumkan pemecatan Lampard.

Baca juga: Mantan bos Chelsea bela Lampard, minta jangan panik

Roman Abramovich dan direksi Chelsea tak memperkirakan keadaan ini apalagi mereka telah menginvestasikan lebih dari 200 juta pound untuk musim ini.

Alasan Lampard bahwa rekrutan-rekrutan anyar itu belum bisa mengubah performa Chelsea karena ditimpa cedera, virus corona dan masih beradaptasi dengan Liga Premier, tak begitu diterima manajemen.

Tetapi yang paling tidak bisa dikendalikan oleh Lampard adalah waktu. Dia tidak akan menikmati buah dari benih yang sudah dia semai di Chelsea.

Semua pembelaan dirinya terus dimentahkan oleh hasil pertandingan dan oleh karena tidak adanya rencana yang jelas untuk membangkitkan lagi tim.

Meski begitu pemecatan Lampard tetaplah mengejutkan mengingat status dia di Stamford Bridge, tantangan yang selama ini dia hadapi, waktu yang relatif singkat sebagai pelatih, dan terjadi tak lama setelah Chelsea sempat menduduki puncak klasemen musim ini.

Dan Chelsea kembali memperlihatkan perlakuan bengis terhadap manajer yang berkinerja buruk.

Eksperimen bagi pendekatan yang lebih sabar dan berjangka panjang pun berakhir. Sebaliknya, perburuan sang pengganti Lampard demi menciptakan dampak instan pun mulai.

Baca juga: Lampard pilih tutup mata soal spekulasi calon penggantinya di Chelsea
Baca juga: Chelsea pecat Frank Lampard


Sumber: Sky Sports

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021