Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mendata rumah yang rusak akibat gempa bumi di sejumlah wilayah di kabupaten Majene dan Mamuju.

"Pemerintah Sulbar mulai melakukan
langkah penanganan gempa, dengan melakukan pendataan rumah rusak dan selain fokus membantu pengungsian dengan pemenuhan sarana prasarananya," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Dr M Idris DP, di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, pemerintah Sulbar mulai melakukan pendataan rumah rusak dan pemerintah menargetkan bahwa pada Juli 2021 sudah tidak ada lagi pengungsi gempa.

"Ada beberapa tahapan dalam perbaikan rumah masyarakat akibat gempa, yakni pendataan kemudian analisa kerusakan dan tahap pembangunan," katanya.

Baca juga: PMI terima donasi penanganan gampa Sulbar dari Palang Merah China

Baca juga: BNPB targetkan penyelesaian dampak gempa Sulbar selesai enam bulan


Ia mengatakan, tim yang melakukan pendataan telah diturunkan mendata rumah rusak parah dan tidak layak huni.

Menurut dia, 120 organisasi relawan gempa di Sulbar telah membantu masyarakat Sulbar selama di pengungsian dan evakuasi.

Ia mengatakan, korban meninggal dunia akibat gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene Sulbar mencapai 105 orang

Pengungsi mencapai 15.000 orang di sejumlah titik daerah Kabupaten Mamuju dan 4.400 di kabupaten Majene serta mengakibatkan ribuan pemukiman dan sejumlah fasilitas pemerintah rusak dan roboh.

Gempa Mamuju telah mengakibatkan kantor Gubernur Sulbar roboh dan rata dengan tanah selain itu bangunan rumah sakit berlantai lima di kota Mamuju, pusat perbelanjaan dan pusat pelayanan publik lainnya juga roboh beserta ratusan pemukiman warga rusak total.*

Baca juga: Sulsel kembali pulangkan dua pengungsi Sulbar ke Ambon

Baca juga: Sikola Mombine Sulteng bantu logistik kaum rentan korban gempa Mamuju

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021