Jakarta (ANTARA) - Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, Ajinomoto bermitra dengan IPB kembali menggelar School Lunch Program (SLP) dengan menyediakan makan siang bergizi seimbang kepada para santri di pesantren Bogor.

"Tidak hanya itu, kami juga memberikan edukasi tentang nutrisi yang tepat, (Pola Hidup Bersih Sehat) PHBS, dan pentingnya olahraga. Adanya momen Hari Gizi Nasional pada 25 Januari diharapkan juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa permasalahan gizi anak di Indonesia masih ada. Kami berharap program ini tidak hanya mengubah status gizi anak-anak Indonesia menjadi lebih baik, namun PHBS mereka juga ikut lebih baik, terutama di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini," kata Katarina Larasati, Public Relations Manager Ajinomoto Indonesia pada Rabu.

SLP yang sudah berjalan sejak 2018, menjadikan dua pesantren yang menjadi proyek percontohan dan menerima manfaat dari program ini, yakni Pondok Pesantren Darussalam & Pondok Pesantren Darul Falah, Bogor.

Baca juga: Kegiatan "Ikan untuk Anak" aksi 1000 Bunda untuk Indonesia

"Di setiap pesantren penerima program, terdapat hasil yang signifikan. Dari pemberian makan siang, hasil yang signifikan adalah peningkatan asupan gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan vitamin c. SLP juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin santri, serta mengurangi prevalensi anemia yang signifikan," kata Dr Rimbawan, dosen dari IPB, sekaligus Project Leader SLP.

Dr Rimbawan mengatakan, status gizi santri yang semula gemuk juga berkurang menjadi normal setelah menjalankan SLP. Ada juga beberapa santri yang semula underweight, namun setelah ada SLP terjadi peningkatan status gizi ke arah normal. "Selain itu, SLP juga dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan PHBS secara signifikan," kata dia.

Menurut Dr Rimbawan, pada dua pesantren yang telah menerima SLP juga beberapa kali ditemukan kasus skipping meal (melewatkan makan), yang salah satu alasannya adalah karena rasa makanan kurang enak dan variasinya terbatas. Penggunaan Bumbu Umami dari Ajinomoto, membantu memperbaiki cita rasa dan variasi menu, sehingga menurunkan kejadian skipping meal, dengan demikian anak-anak menjadi lebih berselera untuk makan, asupan gizinya pun meningkat.

"Saya rasa pemenuhan asupan gizi anak usia sekolah ini menjadi penting, terutama di masa pandemi COVID-19. Saat ini kita dihadapkan dengan tantangan baru dimana para siswa dan santri ini melaksanakan Study From Home (SFH). Hal ini menjadikan tanggung jawab utama pemenuhan gizi anak sekolah bertumpu pada orangtua di rumah, sehingga channel edukasi gizi yang semula ditujukan kepada guru harus diubah sasarannya menjadi orangtua," ucap Dr Rimbawan

Baca juga: Pakar: Hidden Hunger, persoalan gizi yang harus dientaskan

Baca juga: Hari gizi, COVID-19, dan stunting

Baca juga: Pakar gizi UI: Cegah anemia di tengah pandemi COVID-19

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021