Jakarta (ANTARA) - Registri nama domain PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) mencatat kenaikan pendaftaran domain baru sebesar 37,94 persen atau sebanyak 486.814 domain pada 2020 yang melampaui target semula sebanyak 472.569 nama domain.

"Total persentase kenaikannya 37,94 persen jika dibandingkan pada tahun 2019," ujar Ketua PANDI,Yudho Sucahyo, dalam konferensi pers PANDI 2021, Rabu.

Data pertumbuhan nama domain PANDI menyimpulkan bahwa nama domain .id semakin dilirik dan diminati oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara.

Persebaran nama domain terdiri atas 453.100 nama domain yang didaftarkan oleh masyarakat Indonesia dan 33.714 nama domain yang didaftarkan oleh masyarakat dari mancanegara.

Baca juga: PANDI gandeng UNUD digitalkan aksara Bali

Baca juga: DIY dukung PANDI digitalkan aksara Jawa


Kerja sama menjadi strategi PANDI dalam pencapaian tersebut. PANDI memberikan akreditasi kepada 3 registrar baru dan memiliki total 22 registrar pada 2020.

PANDI juga menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis seperti Kemenkominfo, Kemenkumham, PUSINFOLAHTA TNI, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), institusi pendidikan, dan komunitas seni budaya dalam meningkatkan ​brand awareness​ nama domain .id.

Peningkatan nama domain .id juga dibarengi dengan fokus PANDI untuk meningkatkan kepercayaan nama domain .id dengan memperkuat keamanan dan menanggulangi ​phising​.

Dalam praktiknya, PANDI bekerja sama dengan komunitas lokal maupun internasional. Di skala internasional, PANDI juga ikut berkontribusi dengan bergabung sebagai ​board member di APTLD (Asia Pacific Top Level Domain Name Association).

PANDI selaku Registri .id juga telah mengembangkan SRM (Sistem Registri Mandiri) dan tidak tergantung pada pihak lain dalam pengelolaan sistem Registri, sebagai upaya kedaulatan dan ketahanan.

Pada Desember 2020, PANDI menginisiasi MIMDAN (Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara), sebuah program PANDI dalam rangka mengupayakan proses digitisasi dan digitalisasi 7 aksara nusantara yaitu aksara Jawa, Sunda, Bugis (lontara), Rejang, Batak, Makassar dan Bali.

Proses digitalisasi tersebut berupa pendaftaran ke Unicode sampai dengan ke ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers). Saat ini, proses digitalisasi aksara Jawa tengah berjalan pada tahap pendaftaran di ICANN.

Dengan pencapaian 2020, PANDI menyiapkan strategi untuk melebarkan volume pengguna nama domain .id di seluruh dunia dengan menargetkan 532.213 nama domain untuk tahun 2021.

"Kami mentargetkan untuk pangsa pasar nama domain .id di Indonesia yang tadinya tahun lalu 30 persen, kami menargetkan tahun ini mencapai 35 persen market share domain .id di Indonesia," ujar Yudho.

Selain itu, PANDI juga melakukan modernisasi organisasi dengan SAR (Sistem Administrasi Registri) yang memanfaatkan teknologi big data, chatbot dan pemutakhiran ERP (​Enterprise Resource Planning)​ untuk meningkatkan pelayanan, sekaligus menjadi Registri kelas dunia.

Baca juga: PANDI siap beri dukungan teknis Anugrah Sastra Rancage

Baca juga: PANDI dan pegiat bahasa Sunda kampanyekan pelestarian bahasa daerah

Baca juga: Upaya daftarkan aksara Jawa jadi nama domain belum berhasil

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021