Brasilia (ANTARA) - Lebih dari 1 juta orang telah meninggal karena COVID-19 di Amerika Utara dan Selatan, menurut Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) pada Rabu.

Dalam sepekan terakhir saja, ada 2 juta lebih kasus COVID-19 dilaporkan di negara-negara Amerika, dengan Amerika Serikat sebagai penyumbang kasus utama dalam wabah tersebut, kata PAHO yang adalah cabang regional WHO itu.

Secara global, ada lebih dari 100 juta kasus infeksi corona dan 2,1 juta kematian akibat COVID-19 dengan 44 juta kasus berada di Amerika Utara dan Selatan, menurut hitungan Reuters.

Baca juga: Paho: Jumlah Korban Tewas Gempa Haiti 50.000-100.000
Baca juga: Brazil catat rekor, 34.918 kasus baru corona dalam sehari


Di seluruh Amerika Utara, ada tekanan yang meningkat pada kapasitas rumah sakit dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat hampir 80 persen tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU) digunakan untuk merawat pasien COVID-19, kata kepala PAHO Carissa Etienne dalam sebuah pengarahan virtual.

Tingkat infeksi serupa terlihat di banyak negara bagian di Meksiko, di mana jumlah kasus COVID-19 meningkat tiga kali lipat di beberapa wilayah, ujar Etienne memperingatkan.

Situasi rumah sakit di Brazil sangat mengkhawatirkan, dengan tiga perempat tempat tidur ICU ditempati di banyak negara bagian di Brazil, katanya.

Di Manaus, banyak pasien menunggu tempat tidur di rumah-rumah sakit yang kewalahan di bawah tekanan gelombang kedua infeksi virus corona yang dipersulit oleh varian baru virus yang terdeteksi di Brazil.

Varian-varian baru COVID-19 yang telah muncul di kawasan Amerika atau di luar kawasan telah terdeteksi di 14 negara di Amerika Utara dan Selatan, kata PAHO.

Menurut PAHO, hanya beberapa kasus mutasi COVID-19 Inggris dan Afrika Selatan yang telah ditemukan, terutama pada para pelancong, dan tampaknya tidak menyebar di kawasan tersebut.

Namun, COVID-19 varian Amazon yang telah muncul di kota Manaus di Brazil memang tampaknya memiliki tingkat penularan yang tinggi.

PAHO mengharapkan penyaluran vaksin COVID-19 yang tersedia untuk negara-negara miskin melalui fasilitas COVAX yang dipimpin PBB akan dimulai pada Maret, dengan sekitar 164 juta dosis vaksin.

Fasilitas COVAX diperkirakan akan menyalurkan 2 miliar dosis vaksin di seluruh dunia.

Sumber: Reuters

Baca juga: WHO: Kasus COVID-19 masih mengganas di Amerika
Baca juga: WHO dinilai minim informasi untuk evaluasi vaksin COVID-19 Rusia

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021