Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Forest Watch Indonesia (FWI) Soelthon Gussetya Nanggara menegaskan bahwa banjir berulang seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan baru-baru ini, tidak hanya disebabkan satu faktor utama dan perlu melihat isu lain yang menyebabkan bencana itu terjadi.

"Sehingga ada satu klaim bahwa satu faktor yang punya pengaruh tinggi, iya, itu benar. Tapi tidak utuh semuanya, ada faktor-faktor lain yang seharusnya dilihat," kata Soelthon dalam diskusi virtual tentang kaitan banjir berulang dengan permasalahan tata ruang, dipantau dari Jakarta pada Kamis.

Dia menyebut kerusakan hutan sebagai salah satu faktornya, dengan akumulasi kerusakan dan dampaknya tidak pernah menjadi perhitungan dalam penyebab bencana tersebut.

Baca juga: TNI AL kirim dua armada dapur lapangan tangani korban banjir Kalsel

Karena itu dia menegaskan perlunya permodelan banjir sehingga jika terjadi perubahan iklim, maka semua pemangku kepentingan tidak akan gagap menghadapinya.

Hal itu penting juga untuk menganalisis akar masalah terjadinya banjir berulang, tegasnya.

Dia memberi contoh permasalahan dalam tata ruang yang terjadi di mana FWI dalam kajiannya menemukan sekitar 17 persen izin hak guna usaha (HGU) di Kalimantan Timur berada di luar alokasi ruangnya.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Guru besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof. Hariadi Kartodiharjo yang ikut menjadi pembicara dalam diskusi yang diselenggarakan Thamrin School of Climate Change and Sustainability itu.

Menurut Hariadi, bencana hidrometeorologi seperti banjir berulang adalah akumulasi permasalahan tata ruang yang sudah terjadi dalam waktu lama.

Perubahan yang menjadi salah satu faktor penyebab banjir berulang itu tidak terjadi seketika dan memiliki karakteristik lokasi bencana yang spesifik. Berbagai faktor, kata guru besar bidang kebijakan kehutanan itu, bisa berpengaruh di sana.

"Yang penting saya kira belum diungkap di media juga adalah sifat akumulasinya. Jadi ini bukan tunggal tapi terakumulasi dari waktu ke waktu," ujar Hariadi.

Baca juga: Kemenkes bantu obat-obatan bagi warga terdampak banjir di Kalsel
Baca juga: Banjarmasin perpanjang status tanggap darurat penanganan banjir
Baca juga: Wamen PUPR cek infrastruktur di lokasi banjir Halut

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021