Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Hong Kong ditutup turun pada Jumat, meskipun indeks membukukan kenaikan bulanan keempat berturut-turut, keuntungan beruntun terpanjang sejak awal 2019, saat pembelian China daratan mencapai rekor bulanan melalui Stock Connect yang menghubungkannya dan pusat keuangan Asia.

Indeks Hang Seng (HSI) merosot 0,94 persen atau 267,06 poin menjadi berakhir di 28.283,71 poin, sedangkan Indeks China Enterprises (HSCE) terpangkas 1,11 persen atau 125,25 poin menjadi menetap pada 11.208,78 poin.

Untuk minggu ini, HSI dan HSCE masing-masing turun sekitar empat persen, di tengah kekhawatiran atas kondisi likuiditas ketat dalam negeri yang persisten, memicu spekulasi bank sentral China (PBoC) kemungkinan akan mengetatkan kebijakannya.

Meskipun untuk bulan ini, HSI naik 3,9 persen, sementara HSCE meningkat 4,4 persen, keduanya membukukan kenaikan bulanan keempat berturut-turut, karena investor daratan beralih ke Hong Kong saat kekhawatiran gelembung muncul di pasar saham A China.

Pada Kamis (28/1/2021), investor daratan membeli bersih sekitar 300 miliar dolar Hong Kong (38,70 miliar dolar AS) saham Hong Kong melalui Stock Connect, dan pembelian mereka diperkirakan akan mencapai rekor bulanan, menurut HKEX.

Saham raksasa teknologi China Tencent melonjak 22 persen di bulan terbaik mereka sejak Mei 2009, karena investor daratan meningkatkan kepemilikan mereka secara substansial.

“Investor institusional daratan membeli saham yang terdaftar di Hong Kong karena mereka mencari alokasi untuk saham yang tidak terdaftar di pasar saham-A,” kata Qu Xinghai, manajer umum di Tibet Hemu Asset Management.

"Mereka lebih suka perusahaan raksasa seperti Meituan, Tencent, HKEX dan Xiaomi, sementara mereka tidak tertarik dengan perusahaan tradisional yang murah," tambahnya.

Banyak juga yang melihat harga murah karena indeks premium Hang Seng China AH menunjukkan saham A dari perusahaan-perusahaan yang tercatat ganda (dual listing) AH diperdagangkan dengan premium lebih dari 30 persen dibandingkan saham mereka yang terdaftar di Hong Kong.

Ke depan, KGI Securities memperkirakan aliran masuk ke selatan akan terus berlanjut dengan kecepatan yang stabil dan sehat.

Namun, ketegangan China-AS tetap mengkhawatirkan, sehingga investor mencari lebih banyak petunjuk tentang kebijakan pemerintahan Biden terhadap China.

“Larangan AS akan membuat investor yang memegang saham-saham terkait di bawah tekanan besar, karena mereka khawatir tentang potensi sanksi lebih lanjut," kata Hemu's Qu.

Baca juga: Saham Hong Kong ditutup jatuh, Indeks Hang Seng anjlok 2,55 persen

Baca juga: Saham Hong Kong berakhir merosot, indeks HSI tergerus 0,32 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021