Upaya perbaikan gizi ini merupakan investasi yang strategis dalam hal kualitas sumber daya manusia.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia Lucy Widasari mengatakan peran ibu dan perempuan sebagai Wanita Usia Subur (WUS) penting menjaga dan memenuhi kebutuhan gizinya sebelum dan selama kehamilan untuk mencegah kelahiran anak dengan kondisi kekurangan gizi.

"Zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral, dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, mengatur aktivitas enzim, sistem imun, dan sistem reproduksi," kata Lucy Widasari pada webinar bertajuk #IndonesiaSIAP: Peran Perempuan dalam Membentuk Keluarga Sehat dan Kuat melalui Pemenuhan Gizi Seimbang di Jakarta, Jumat.

Webinar tersebut diselenggarakan dalam rangka Memperingati Hari Gizi Nasional 2021 bekerja sama dengan Frisian Flag Indonesia (FFI).

Baca juga: Ikke Nurjanah didapuk popolerkan lagu "Gizi Seimbang"
Baca juga: Pakar: Kegemaran ibu menyusui makan buah akan ditularkan ke anak


Sebagai tumpuan keluarga untuk pemenuhan gizi, sosok Ibu sebagai perempuan yang tangguh juga harus memperhatikan tercukupinya gizi seimbang bagi keluarganya.

Lucy menjelaskan protein hewani tingkat penyerapannya lebih tinggi, yaitu 25 persen dibandingkan protein nabati. Kualitas protein sendiri ditentukan oleh jenis dan jumlah asam amino esensial yang dikandungnya.

Zat gizi mikro, terutama zat besi dibutuhkan dalam tiap fase kehidupan. 50 - 60 persen anemia disebabkan karena kekurangan zat besi. Makanan kaya asam amino esensial yang terkandung dalam protein hewani, beberapa di antaranya adalah ikan dan susu.

Baca juga: Pakar: pemerintah harus gandeng ulama tingkatkan kesehatan masyarakat

Dia mengatakan mewujudkan masyarakat sadar dan peduli terhadap pedoman gizi seimbang tentunya membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Pergizi Pangan Indonesia memiliki kesamaan visi dengan FFI, yaitu kepedulian untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang makanan dan gizi, termasuk makanan dan minuman yang bergizi untuk masyarakat Indonesia.

Senada dengan hal ini, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Bappenas Subandi menegaskan, pentingnya perbaikan gizi bahkan masuk ke dalam amanat pembangunan jangka menengah 2020-2024 untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing.

Upaya perbaikan gizi ini merupakan investasi yang strategis dalam hal kualitas sumber daya manusia. Tujuan ini juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030, dimana dalam salah satu poinnya adalah menghilangkan segala kekurangan gizi pada tahun 2030 dan mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus yang berusia di bawah lima tahun.

Baca juga: Ahli: Perbaikan gizi paling utama dimulai dari orang tua

Dalam keluarga, peran perempuan sangat penting karena perempuan atau ibu memiliki peran utama dalam menentukan pola konsumsi rumah tangga, mulai dari menetapkan menu, variasi makanan, memilih bahan makanan, sampai memasak dan menyajikannya.

Sementara itu, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F Saputro menyampaikan harapannya dalam penyelenggaraan Hari Gizi Nasional 2021 yang memfokuskan pada peran Ibu dan perempuan.

"FFI sangat menyadari pentingnya peran Ibu dan perempuan dalam pemulihan bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi di tengah situasi pandemi seperti saat ini. Dalam hal kesehatan, di beberapa area pandemi ini berdampak pada meningkatnya isu kekurangan gizi dalam keluarga," kata Andrew.

Hari Gizi Nasional 2021 menjadi momentum yang tepat bagi FFI dalam mewujudkan visi ‘Nourishing a Better Planet’ dengan memberikan edukasi literasi gizi kepada ibu dan perempuan, serta memberikan akses susu terjangkau berkualitas bagi keluarga Indonesia.

Baca juga: Pakar ingatkan cadangan gizi ibu harus terpenuhi sejak sebelum hamil

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021