Pak Priyo layak menyandang gelar Doktor berkat kapasitas intelektual dan keberhasilannya
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Kolombia, merangkap Antigua dan Barbuda, Saint Cristopher dan Nevis, Drs Priyo Iswanto, M.H. meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Gelar Doktor Ilmu Sosial Bidang Etika Diplomasi ini diterima oleh Priyo, panggilan akrabnya, atas komitmen dan kontribusinya serta perannya dalam aspek diplomasi selama pengabdiannya di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.

Baca juga: UMM awali program bangun seribu PLMTH dari Kabupaten Malang

"Pak Priyo layak menyandang gelar Doktor berkat kapasitas intelektual dan keberhasilannya dalam menjalankan diplomasi. Salah satunya adalah peran strategis dalam upayanya meminimalisasi tuduhan dunia terkait 'sustainability' industri sawit," kata Rektor UMM Dr Fauzan di sela pengukuhan Dubes RI untuk Republik Kolombia itu sebagai Doktor HC UMM di kampus setempat, Sabtu.

Menurut Fauzan, pemberian anugerah gelar doktor honoris causa terhadap peran anak bangsa ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab moral kebangsaan yang dimiliki oleh UMM. Gelar ini juga menjadi rekognisi akademik yang harus dimaknai untuk memainkan peran hidup yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Baca juga: Mahasiswa UMM temukan solusi atasi insomnia dengan buah kiwi

Baca juga: Dosen UMM "kawinkan" solar cell dan biona untuk budi daya ikan lele


Senada dengan Fauzan, Menko PMK yang mewakili Badan Pembina Harian (BPH) UMM Prof Dr Muhadjir Effendy mengatakan Priyo patut dan layak mendapat gelar tersebut.

Muhadjir juga menyinggung bahwa UMM tidak gampang memberikan gelar Doktor Kehormatan. Bahkan, dengan usia dan reputasi yang dimiliki, UMM baru memberikan gelar ini kepada tiga orang saja, salah satunya mantan Gubernur Jatim Soekarwo.

"Peranan Pak Priyo ternyata tidak hanya meyakinkan pasar akan kedudukan sawit, tapi juga mencoba menggandeng kekuatan-kekuatan yang belum terbangun di dunia dalam aspek kelapa sawit. Taktik ini sangat jitu untuk menghadapi tantangan di pasar global," tutur Muhadjir.

Baca juga: Mahasiswa UMM rancang alat pendeteksi kelayakan oli kendaraan

Baca juga: UMM gaet Universitad EAFIT Kolombia perkuat kerja sama internasional

 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021