Andai pun kudeta terjadi, justru bakal membuat dukungan moral dan simpati kepada Suu Kyi baik dari dalam maupun dari luar negeri makin besar, selain melesatkan citra NLD.
Andai pun kudeta terjadi, justru bakal membuat dukungan moral dan simpati kepada Suu Kyi baik dari dalam maupun dari luar negeri makin besar, selain melesatkan citra NLD.

Tapi setelah Sekjen PBB dan Barat mengeluarkan pernyataan eksplisit meminta militer tidak merusak hasil pemilu November, militer membantah akan melakukan perebutan kekuasaan.

"Tatmadaw (angkatan bersenjata Myanmar) melindungi konstitusi 2008 dan bertindak sesuai undang-undang. Beberapa organisasi dan media telah menafsirkan sekehendak mereka dan menulis bahwa Tatmadaw akan menghapus konstitusi," kata militer Mynamar seperti dikutip Reuters.

Tetapi, U Myint Kyaw, anggota Dewan Pers Myanmar, menolak tudingan media salah menafsirkan ucapan sang panglima militer.

“Itu terjadi gara-gara tak ada saluran bagi media untuk membuat klarifikasi dengan mengajukan pertanyaan semacam, ‘Apakah ini maksud Anda?’”, kata Myint Kyaw seperti dikutip laman Th Irrawaddy.

“Seandainya wartawan punya pertanyaan, mereka terpaksa menyimpannya sampai militer menggelar konferensi pers. Para pejabat semestinya belajar bahwa saluran komunikasi biasa itu diperlukan untuk konfirmasi. Jika tidak, media akan terus dikambinghitamkan,” sambung dia.

Pernyataan Myint Kyaw ini mengisyaratkan situasi di Myanmar belum jelas benar, termasuk kemungkinan terjadi kudeta.

Yang pasti dinamika politik di Myanmar ini diawasi cermat oleh tetangga-tetangganya, termasuk dua raksasa Asia yang berbatasan dengan Myanmar; India dan China.

China berkepentingan karena selain menjadi mitra BRI (Prakarsa Sabuk dan Jalan), Myanmar menawarkan akses yang mempersingkat rute ke Samudera Hindia yang selama ini harus menyusuri dulu Selat Malaka dan Laut China Selatan dengan cukup melalui pantai Myanmar yang memang berada di tepi Samudera Hindia. Selain karena wilayah pantai Myanmar menyimpan energi untuk dieksploitasi.

India yang bersengketa dengan China di perbatasan mereka, menganggap Myanmar pasar penting dan pintu masuk ke Asia Tenggara dan Asia Timur.

Sedangkan Jepang berusaha keras menjauhkan Myanmar dari China dengan mengguyur investasi masif ke negeri itu. Rusia juga berkepentingan, yang dalam hal ini dengan militer Myanmar karena menjadi pasar untuk produk pertahanannya.

AS, Inggris dan Uni Eropa juga bermain dalam bungkus demokrasi, kendati belakangan, seperti umumnya Asia Tenggara, Myanmar mendekat ke China karena tak kuasa melawan banjir modal dari negara ini.

ASEAN yang memiliki riwayat panjang untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota-anggotanya, sepertinya menginginkan hasil pemilu dihormati yang dengan demikian berharap kudeta tidak terjadi sehingga stabilitas Mynamar tidak terganggu karena dampaknya bisa lintas perbatasan ke Asia Tenggara.

Baca juga: Indonesia berharap Myanmar ciptakan kondisi kondusif di Rakhine
Baca juga: Partai Suu Kyi menangkan cukup kursi untuk bentuk pemerintahan Myanmar

 

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021