Bengkulu (ANTARA) - Ekspor batu bara dari Provinsi Bengkulu selama tahun 2020 mencapai sekitar 1,8 juta ton dengan nilai 81,17 juta dolar AS yang menjadi penyumbang terbesar ekspor di daerah itu.

"Total ekspor Bengkulu selama 2020 nilainya mencapai 153,73 juta dolar AS, sebesar 52,80 persen di antaranya disumbang oleh komoditas batu bara," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Win Rizal, Senin.

Win menyebutkan, sejak beberapa tahun terakhir batu bara  menjadi penyumbang terbesar angka ekspor di Bengkulu dibanding komoditas unggulan lainnya seperti CPO, cangkang kelapa sawit dan karet.

Kendati demikian, ekspor batu bara selama 2020 ini justru mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2019 yang tercatat mencapai 2,1 juta ton, dengan nilai 105,36 dolar AS.

Menurutnya, penurunan itu salah satunya karena banyak negara tujuan ekspor melakukan berbagai pembatasan akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020.

"Selama 2020 Filipina menjadi negara tujuan utama ekspor batu bara kita yang nilainya mencapai 23,87 juta dolar AS atau sebesar 15,53 persen," kata Win.

Selain itu, selama Desember 2020 batu bara Bengkulu yang diekspor ke Filipina nilainya mencapai 2,1 juta dolar AS atau 15,02 persen dari total ekspor satu bulan.

Sedangkan total ekspor batu bara Bengkulu selama Desember 2020 tercatat mencapai 3,84 persen, turun bila dibandingkan November 2020 yang tercatat mencapai 7,87 persen.

Tidak hanya batu bara, kata Win, selama 2020 penurunan ekspor juga terjadi di hampir seluruh komoditas unggulan Provinsi Bengkulu.

Misalnya, komoditas cangkang sawit selama 2020 jumlahnya tercatat hanya 71,9 ribu ton dengan nilai 6,60 juta dolar AS. Jumlah itu menurun bila dibandingkan 2019 yang mencapai 158 ribu ton lebih dengan nilai 9,14 juta dolar AS.

Kemudian komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) selama 2020 tercatat sekitar 25 ribu ton dengan nilai 17,15 dollar AS. Jumlah itu menurun bila dibandingkan 2019 yang mencapai 62 ribu ton dengan nilai 34,15 juta dolar AS.

"Begitu pula dengan komoditas lainnya seperti karet, kayu olahan, bijih besi, kopi dan komoditas lainnya pada 2020 jumlah ekspornya menurun," kata Win.
Baca juga: Anggota DPRD Bengkulu sebut UU Minerba lemahkan kewenangan daerah
Baca juga: Bengkulu ekspor komoditi pertanian ke China dan Thailand
 

Pewarta: Carminanda
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021