Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI memaparkan aspek-aspek yang turut serta memengaruhi kualitas udara ambien di Tanah Air.

"Faktor yang memengaruhi tersebut yakni meteorologi, topografi, dan sumber emisi yang terdapat di wilayah setempat," kata Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Dasrul Chaniago saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan secara garis besar musim angin barat dan timur yang terjadi akan memengaruhi kualitas udara. Angin barat mulai terjadi pada Oktober hingga Maret.

Pada rentang waktu tersebut, kualitas udara cenderung membaik, kemudian pada April kurva kualitas udara mulai naik hingga Agustus.

"Pada periode September hingga Desember kurvanya mulai turun lagi," ujar Dasrul.

Baca juga: Dewan Riset:Upayakan udara ruang kerja lebih sehat di pandemi COVID-19

Saat angin timur berlangsung yakni pada periode April hingga September partikel debu cenderung naik. Hal tersebut juga ditandai dengan kondisi kering dan membawa partikel debu lebih banyak.

Oleh sebab itu, tren konsentrasi partikel debu udara ambien di Jakarta atau Indonesia secara menyeluruh terus meningkat pada rentang waktu tersebut.

Namun, ketika musim angin barat yakni periode Oktober hingga Maret, angin yang berembus mengandung banyak uap air dan lebih bersih sehingga pada rentang itu terjadi musim hujan dan berdampak pada kualitas udara yang jauh lebih baik dibandingkan dengan angin timur.

Selain itu, kecepatan angin juga turut memengaruhi kualitas udara. Sebagai contoh tak jarang Jakarta tiba-tiba menjadi gelap. Pada saat itu alat sensor kualitas udara milik KLHK menunjukkan PM 2.5 naik.

Terakhir, dua aspek yang turut memengaruhi kualitas udara yakni topografi yang meliputi bentangan alam suatu daerah dan sumber emisi yang terdapat di wilayah setempat.

Baca juga: LIPI: Tingkatkan sirkulasi udara ruang kerja di masa pandemi COVID-19
Baca juga: KHLK: Perilaku positif harus dipertahankan untuk turunkan emisi GRK

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021