ke depan Ilham mengatakan akan mengembangkan metode pembayaran agar lebih sederhana.
Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Ilham Fikri Abdillah berhasil membuat aplikasi bernama "Portal Supermarket" untuk membantu pelaku usaha dalam meningkatkan penjualan.

"Aplikasi ini akan berguna bagi pelaku usaha, utamanya toko kelontong dalam meningkatkan jumlah penjualan karena dilengkapi data statistik penjualan setiap harinya maupun penjualan setiap produknya," ujarnya di Surabaya, Kamis.

Cara pengunaan aplikasi tersebut, kata dia, cukup mudah, yakni masuk ke daftar (login), memilih produk dan toko yang dikunjungi, lalu secara otomatis sistem akan menganalisa data transaksi.

"Misalnya, admin toko A login, dia akan mengetahui produk yang kurang laku dan diminati konsumen. Dengan begitu akan mempermudah mereka dalam mempromosikan barang kurang laku, atau membeli stok lebih banyak yang paling laku," ucapnya.

Dalam analisa transaksi sistem ini, Ilham menggunakan metode FP-Growth, yang berfungsi untuk mencari produk atau item yang paling banyak diminati konsumen.

Tak hanya itu, sistem juga akan menampilkan hasil prediksi produk yang akan dibeli konsumen selanjutnya.

"Misalnya, ada pembeli membeli roti maka akan muncul hasil persentase prediksi pembeli akan membeli susu atau pembeli akan membeli selai. Jadi produk tergantung dari seluruh data transaksi yang telah dilakukan," katanya.

Meski sudah diujicobakan, ke depan Ilham mengatakan akan mengembangkan metode pembayaran agar lebih sederhana.

Selain itu, dia akan menambahkan analisa tidak hanya data transaksi, tetapi untuk menganalisa produk mana yang direkomendasikan untuk promosi.

Sementara itu, Dosen pebimbing Supangat mengapresiasi mahasiswanya dalam membuat aplikasi "Portal Supermarket".

Terlebih aplikasi tersebut telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dengan judul ciptaan Aplikasi Cerdas Portal Supermarket yang berlaku hingga jangka waktu 50 tahun ke depan.

"Ketika hasil ciptaan terdaftar secara resmi di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, maka karya kita telah berbadan hukum dan sah secara legal. Dengan begitu akan terlindungi dari perbuatan yang merugikan seperti pemalsuan, pembajakan dan lain sebagainya," tutur Dosen Informatika tersebut.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021