Jakarta (ANTARA) - Platform video singkat Snapchat mengkhawatirkan bisnis iklan mereka jika kebijakan terbaru Apple untuk privasi berlaku.

CFO Snap Inc, Derek Andersen berpendapat perubahan kebijakan di iOS 14 ini akan membawa "risiko interupsi permintaan", meski pun belum punya gambaran jelas seperti apa dampak jangka panjang terhadap bisnis iklan, dikutip dari Cnet, Jumat.

Apple akan meluncurkan fitur privasi baru tahun ini, pengguna bisa memilih untuk mengizinkan atau tidak sebuah aplikasi mengumpulkan data mereka.

Baca juga: Pelantikan Presiden AS dimeriahkan lensa Snapchat

Baca juga: Levi's kolaborasi dengan Bitmoji hadirkan avatar modis


Fitur privasi ini bertujuan memberikan pengguna kontrol lebih besar untuk data mereka. Saat pertemuan dengan analis, CEO Snap Evan Spiegel memberikan komentar berbeda soal kebijakan privasi Apple.

"Tentang beberapa perubahan kebijakan dari Apple, kami berpikir mereka adalah orang-orang berintegritas tinggi dan kami senang mereka membuat keputusan yang tepat untuk pelanggan mereka," kata Spiegel.

Snap kehilangan sejumlah iklan dua pekan setelah kerusuhan di Capitol, Amerika Serikat, 6 Januari lalu, beberapa klien mereka menghentikan iklan.

Snap saat ini memiliki 265 juta pengguna harian, lebih tinggi 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Baca juga: Snapchat "The Friendship Time Capsule", fitur nostalgia pertemanan

Baca juga: Riset Snapchat: Pandemi COVID-19 pengaruhi pertemanan

Baca juga: Aplikasi ini bisa sulap ruangan jadi galeri batik

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021