Tanjungpinang (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau mencatat sebanyak 238 orang pasien sembuh dari COVID-19 sehingga total pasien yang sembuh sejak Maret 2020 sampai sekarang mencapai 7.616 orang atau 92,05 persen.

Sekda Kepri Tengku Said Arif Fadillah, di Tanjungpinang, Jumat, merincikan jumlah pasien yang sembuh di Batam mencapai 232 orang, Tanjungpinang empat orang, dan Bintan dua orang.

Baca juga: Satgas ingatkan vaksinasi massal pertimbangkan jumlah vaksinator

Sementara total pasien yang sembuh sejak pandemi COVID-19 sampai sekarang di Batam mencapai 5.334 orang, Tanjungpinang 1.196 orang, Bintan 495 orang, Karimun 374 orang, Lingga 34 orang, Natuna 87 orang, dan Kepulauan Anambas 96 orang.

"Jumlah kasus aktif COVID-19 tinggal 454 orang, kebanyakan di Batam," ucap dia yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kepri.

Baca juga: Satgas: Vaksin-protokol kesehatan lengkapi sebagai lapisan proteksi

Ia menjelaskan kasus aktif COVID-19 di Kepri tersebar di Batam sebanyak 291 orang, Tanjungpinang 85 orang, Bintan 41 orang, Karimun 18 orang, Lingga 12 orang, Natuna satu orang, dan Anambas enam orang.

"Hari ini ada penambahan 24 orang pasien baru, terdiri dari 10 orang di Kota Batam, empat orang di Kota Tanjungpinang, sembilan orang di Kabupaten Bintan, dan satu orang di Lingga," ujarnya.

Baca juga: Wagub Jabar: Santri dijadwalkan divaksinasi pada Maret 2021

Total jumlah pasien positif COVID-19 di Kepri sejak Maret 2020 sampai sekarang 8.274 orang, tersebar di Batam mencapai 5.770 orang, Tanjungpinang 1.305 orang, Bintan 549 orang, Karimun 410 orang, Lingga 48 orang, Natuna 89 orang, dan Anambas sebanyak 103 orang.

Sementara jumlah pasien yang meninggal dunia akibat dipicu COVID-19 mencapai 204 orang, tidak ada penambahan hari ini. Pasien yang meninggal dunia terdiri dari Batam 145 orang, Tanjungpinang 24 orang, Bintan 13 orang, Karimun 18 orang, Lingga dua orang, Natuna satu orang, dan Anambas satu orang.

Ia mengajak seluruh masyarakat agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru.

Protokol kesehatan ini harus selalu dilakukan pada saat berinteraksi dengan keluarga yang tidak tinggal serumah, teman rumah ataupun di tempat kerja, sehingga klaster keluarga dan klaster tempat kerja bisa dicegah bersama-sama.

"Protokol kesehatan yang senantiasa harus dilakukan adalah memakai masker, menjaga jarak (tidak bersalaman) dan mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin," imbaunya.
 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021