Memang rupiah masih sulit untuk menembus di bawah level Rp14.000. Karena memang kekhawatiran akan penanganan COVID-19 di dalam negeri
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah, dipicu kekhawatiran terhadap kasus COVID-19 yang masih terus meningkat di Tanah Air.

Rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.030 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.015 per dolar AS.

"Memang rupiah masih sulit untuk menembus di bawah level Rp14.000. Karena memang kekhawatiran akan penanganan COVID-19 di dalam negeri," kata Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Jumat.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup melambung, ditopang data positif ekonomi RI

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 pada Jumat (5/2) pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 11.749 kasus positif, sehingga total jumlah kasus positif COVID-19 kini berjumlah 1.134.854 kasus.

Dari eksternal, terkoreksinya rupiah dipicu penguatan dolar AS terhadap beberapa mata uang mayor lainnya, terutama euro.

"Hal itu karena ekspektasi perbaikan ekonomi lebih cepat di AS, sejalan dengan percepatan vaksinasi di bawah pemerintahan Biden," ujar Rully.

Baca juga: Dolar menguat atas euro dan yen, sementara pound "rebound"

Selain itu, lanjut Rully, juga ada rilis dari beberapa bank sentral global, yang teranyar adalah bank sentral Inggris, yang berkomitmen untuk terus melakukan pelonggaran kuantitatif.

Bank of England mempertahankan suku bunga di level 0,1 persen dan besaran pelonggaran kuantitatif sebesar 875 miliar poundsterling.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.019 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.019 per dolar AS hingga Rp14.048 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.062 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.036 per dolar AS.

Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah akan terapkan PPKM berskala mikro

Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh minus pertama kali sejak 1998

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021