Pemprov DKI ikut dan terlibat di dalam kegiatan-kegiatan dan 'support'
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan komitmennya untuk terlibat dan mendukung berbagai kegiatan untuk Pelabuhan Tanjung Priok sebagai salah satu tempat perdagangan dan penumpang terbesar di Indonesia.

"Pemprov DKI ikut dan terlibat di dalam kegiatan-kegiatan dan 'support' untuk pelabuhan ini," kata Anies dalam rekaman video di acara seminar "Sinergi Pemprov DKI Jakarta dan Pelindo II Menyongsong Wajah Baru Pelabuhan Tanjung Priok" dalam menyambut Hari Pers Nasional (HPN) 2021, di Jakarta, Jumat.

Dukungan itu diberikan, kata Anies, karena posisi dari Pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di utara Provinsi DKI Jakarta, bernilai sangat strategis bagi perekonomian Indonesia.

Tanjung Priok, lanjut Anies, sangat penting bagi kegiatan perekonomian karena di sinilah pintu gerbang untuk kegiatan ekspor dan impor.

"Kalau kita lihat, volume ekspor impor Indonesia sangat besar yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan karena ini juga, perekonomian di Jakarta ini adalah 18 persen dari perekonomian di Indonesia," tutur Anies.

Baca juga: Otoritas pelabuhan: Pembangunan Terminal Kalibaru terus berlanjut

Karenanya, lanjut Anies, sebuah pembahasan diperlukan, khususnya mengenai kondisi terkini Tanjung Priok yang sudah mengalami kebaruan.

"Karena itu dengan seminar ini, kita harapkan bisa menghasilkan ide-ide, gagasan dan terobosan yang bermanfaat bagi kita," ucap Anies.

Berdasarkan data dari PT Pelabuhan Indonesia II, Pelabuhan Tanjung Priok memiliki peran sebagai pintu gerbang arus barang yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota besar lain di dunia seperti Tanjung Priok-AS (New York, Norfolk, Charleston, Los Angles, Oakland, dll); Tanjung Priok-Intra Asia (Hong Kong, Singapura, Colombo, dll); Tanjung Priok-Eropa; dan Tanjung Priok-Australia (Brisbane, Sydney, Melbourne).

Trafik kapal selama 2020 di Tanjung Priok adalah 11.081 unit dengan muatan sebanyak 130.626.696 Gross Ton (GT). Muatan tersebut ada yang dibawa dalam 6.170.468 TEUS dan 16.765.216 ton berada dalam muatan nonpetikemas.

PT Pelabuhan Indonesia II menyebutkan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok kini bertransformasi menjadi pelabuhan digital.

Baca juga: Pelabuhan Patimban akan bersinergi dengan Tanjung Priok

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok kini bertransformasi menjadi pelabuhan digital dengan mengimplementasikan beberapa sistem yang terotomatisasi seperti: Buffer Area, Car Terminal Operating System, Reception Facility, dan Non Petikemas Terminal Operating System (NPKTOS).

Termasuk  juga, Terminal Operating System (TOS), Auto Tally, Container Freight Station (CFS), DO Online, Museum Maritim Indonesia, Vessel Traffic System (VTS), Vessel Management System (VMS), Marine Operating System (MOS) dan Auto Gate.

Pelabuhan Tanjung Priok juga mengalami penambahan dan pengembangan terhadap fasilitas pelabuhan, seperti: perbaikan infrastruktur pelabuhan, penambahan alat bongkar muat, elektrifikasi peralatan, pengembangan fasilitas "shore to ship", perbaikan dan modernisasi gudang dan lainnya.

Pelabuhan ini juga dikembangkan menjadi Tanjung Priok Port City dengan diadakannya antara lain optimalisasi asset-asset pelabuhan yang kurang optimal, perluasan kapasitas dan area Pelabuhan, dan peningkatan ketersediaan dan utilisasi fasilitas pelabuhan.

Tanjung Priok Port City ini akan mencakup beberapa wilayah dengan berbagai tujuan yakni pariwisata (Pelabuhan Sunda Kelapa, Kota Tua, Ancol, Museum Maritim, dll); area perikanan (Cilincing, Muara Karang, dll); area industri; manajemen limbah; dan penanganan terhadap pencemaran pantai terutama akibat aktivitas bongkar muat (green/eco port perluasan pelabuhan Tanjung Priok).

Baca juga: KCN: Pelabuhan Marunda bagian pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021