Solok (ANTARA) - Prihatin melihat tumpukan sampah yang sudah membukit dan tidak terkelola dengan baik, salah seorang inisiator, Dahwirman berkeinginan untuk mengelola tempat itu menjadi sebuah taman yang indah.

Tempat itu pun dinamai Taman Rongsokan karena ditata dengan barang-barang rongsok berupa kontainer bekas, sepeda, kursi roda, dan barang bekas lainnya yang dipungut di sekitar lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Solok, Sumatera Barat, serta dihiasi dengan berbagai jenis tanaman hias.

Contohnya, papan nama dan tempat duduk di Taman Rongsokan itu terbuat dari kontainer bekas yang dikreasikan. Kemudian pot bunga dan tangga menuju taman itu pun terbuat dari ban mobil bekas yang dicat hingga terlihat lebih indah dan menarik.

Selain itu, di lokasi yang strategis dan indah itu pun dapat mengikis kejenuhan para pengunjung di tengah ketidakpastian berakhirnya pandemi Corona Virusdisaese 2019 (COVID-19) ini.

Akses menuju Taman Rongsokan ini sangat mudah, yakni berseberangan dengan taman bidadari Kota Solok. Atau lebih tepatnya di persimpangan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Kota Solok.

Untuk sampai ke lokasi ini, pengunjung cukup melewati Jalan Lingkar utara, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat.

Hanya menempuh jarak sekitar 5,2 kilometer atau 10 menit saja dari Balai Kota Solok, Jalan Lubuk Sikarah menuju Jalan Lingkar utara, pengunjung akan menemukan Taman Rongsokan yang dipenuhi tanaman hijau menyejukkan mata, hati, dan pikiran.

Baca juga: Bunga bangkai amorphophallus gigas ditemukan di Solok Selatan

Inisiatif sendiri

Taman Rongsokan yang sudah dikelola sejak 2018 itu sempat terhenti karena terkendala biaya. Di tambah lagi untuk pengelolaan taman tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Biaya pengelolaan Taman Rongsokan itu hanya berasal dari dana pribadi dan sumbangan beberapa donatur. Bahkan sampai saat ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat.

Kendati demikian, tidak mematahkan semangat Dahwirman yang merupakan kepala seksi sarana prasarana dan angkutan DLH Kota Solok dan beberapa pengelola lainnya untuk terus mengembangkan taman itu.

Ia dan beberapa pengelola lainnya terus melakukan berbagai cara agar tanaman bisa tumbuh di bukit sampah. Hingga akhirnya, setelah melewati beberapa kali kegagalan, tanaman yang merupakan hasil pembibitan mereka pun mulai tumbuh dan mekar. “Tanaman itu memang dibibit sendiri, karena untuk menghemat biaya,” ucapnya.

Sampai saat ini Taman Rongsokan itu mulai terkelola dengan baik. Bahkan, ia berencana akan terus berupaya mengembangkannya menjadi objek wisata yang menarik dikunjungi.

Baca juga: KKP serahkan alat selam untuk pelestari taman wisata bahari

Salah seorang pengunjung di Taman Rongsokan, Kampun Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat. (Antara/Laila Syafarud)

Bekas TPA

Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Solok Endriantomy di Solok, Jumat, mengatakan reklamasi lahan yang dijadikan sebagai Taman Rongsokan itu merupakan bekas timbunan sampah TPA Kota Solok yang saat ini sudah membukit dan tidak lagi terurus.

"Letaknya yang di pinggir jalan raya tentu akan merusak pemandangan orang yang melewati jalan itu. Maka muncullah ide untuk mengelola bukit sampah menjadi taman," kata Tomy.

Ia mengatakan di atas tumpukan sampah itu tidak memungkinkan lagi dilakukan pembangunan. Sehingga daripada dibiarkan ditumbuhi semak belukar dan tidak terurus maka disulaplah menjadi Taman Rongsokan.

Pengelolaan taman itu pun tidaklah mudah, bahkan banyak tanaman hias yang gagal tumbuh karena tanahnya bercampur dengan sampah plastik. Namun, tetap dilakukan berbagai cara hingga akhirnya tanaman pun mulai tumbuh dan subur.

"Tidak semua tanaman bisa tumbuh di bukit tersebut disebabkan karena banyaknya tumpukan sampah termasuk sampah plastik," kata dia.

Baca juga: Balitbangtan kembangkan varietas krisan pot di Sumbar

Salah seorang pengunjung tengah menikmati pemandangan Taman Rongsokan, Kampun Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat (Antara/Laila Syafarud) 
Museum terbuka

Selain dihiasi dengan bunga-bunga, Taman Rongsokan itu ke depannya akan dijadikan sebagai museum terbuka khusus barang-barang rongsokan yang ditata rapi dan diwarnai agar terlihat indah.

"Kami juga menerima dengan senang hati kalau sekiranya ada yang mau menyumbangkan barang rongsokan ke taman ini," kata Tomy.

Saat ini impian untuk membangun Taman Rongsokan itu mulai mendapatkan respon positif dan dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai komunitas lainnya.

Kendati demikian, ia berharap ke depannya Taman Rongsokan tersebut mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dan betul-betul dikelola dengan baik. Sehingga menjadi salah satu objek wisata yang unik dan ramai dikunjungi.

"Jika pengelolaan taman ini tidak konsisten tentu taman yang semula indah akan kembali menjadi tumpukan sampah," ucap dia.

Baca juga: Kebun Binatang Bukittinggi datangkan tiga jenis satwa baru

Objek wisata edukasi

Ia berharap ke depannya Taman Rongsokan ini dapat menjadi objek wisata edukasi terhadap para pengunjung di Kota Solok. Khusus mengedukasi tentang persampahan.

Secara tidak langsung Taman Rongsokan juga dapat mengedukasi masyarakat bahwa tempat yang dianggap kotor dan kumuh akibat tumpukan sampah masih bermanfaat jika dikelola dengan baik.

"Semoga ke depannya masyarakat lebih peduli lagi dengan sampah dan membuang sesuai tempatnya, khususnya sampah plastik," ucap dia.

Selain itu, ia berharap dengan penamaan yang unik berupa Taman Rongsokan tersebut dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke sana, serta dapat membantu meningkat perekonomian masyarakat sekitar dengan keberadaan taman ini.*

Baca juga: TNKS Wilayah Sumbar Hanya Miliki 16 Polisi Hutan

Taman Rongsokan, Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, Sumatera Barat. (Antara/Laila Syafarud)

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021