Jakarta (ANTARA) - Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City berkolaborasi dengan pelaku industri maupun perusahaan rintisan untuk mengembangkan berbagai fitur.

"Penanganan COVID-19 harus bersifat holistik," kata Kepala Jakarta Smart City, Yudhistira Nugraha, saat webinar literasi digital "Pemanfaatan TIK dalam Penanganan COVID-19", Sabtu.

Program Jakarta Smart City yang melibatkan startup yaitu deteksi masker wajah, face mask detection, untuk mendeteksi pemakaian masker di ruang publlik. Jakarta Smart City memanfaatkan CCTV di ruang publik untuk mendeteksi penggunaan masker.

Selain itu, Jakarta Smart City dan startup juga mengembangkan Public Mobility Monitoring Dashboard, kecerdasan buatan untuk otomasi pemantauan mobilitas publik, menggunakan 251 CCTV di wilayah Jakarta

Baca juga: Jakarta Smart City bakal luncurkan rancangan Safe City

Baca juga: Jakarta Smart City siapkan aplikasi "JaKi"


Menurut Yudhistira ada sekitar lima startup yang bekerja sama dengan Jakarta Smart City untuk mengembangkan fitur penanganan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta.

Aplikasi JAKI selama pandemi virus corona dijadikan sebagai pusat informasi resmi dan data resmi seputar virus corona di DKI Jakarta, selain situs corona.Jakarta.go.id.

Platform JAKI, baik di Android maupun iOS, kini memiliki fitur Corona Likelihood Metric yang menggunakan machine learning agar pengguna bisa memeriksa mandiri risiko mereka terhadap COVID-19.

Sementara fitur JakLapor, kini bisa digunakan untuk melaporkan pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jakarta.

Fitur Jejak, bisa dimanfaatkan sebagai "check-point" untuk memantau kapasitas gedung, yang akan berguna dalam pelacakan (tracing) COVID-19.

Selain fitur-fitur untuk aplikasi JAKI, Jakarta Smart City juga mengembangkan program Zonasi untuk memantau data COVID-19 di lingkungan sekitar, berbasis geo-tagging, serta JakWifi, program internet gratis yang tersebar di lebih dari 6.000 titik di Jakarta.

Dalam mengembangkan fitur dan aplikasi penanganan virus corona, Jakarta Smart City mengedepankan fitur kolaborasi pintar, smart collaboration, yakni masyarakat berperan dalam penanggulangan pandemi ini.

"Kami jadikan masyarakat sebagai ko-kreator, sementara pemerintah sebagai kolaborator. Seperti di aplikasi JAKI yang merupakan ekosistem kolaboratif, dikembangkan bersama masyarakat dan pemerintah," kata Yudhistira.

Hal yang tidak kalah penting, aplikasi ini harus bisa digunakan di ponsel karena komunikasi dan interaksi pada masa pandemi banyak menggunakan perangkat seluler ini.

Baca juga: Pollux hadirkan Smart City dukung percepatan transformasi digital

Baca juga: Aplikasi untuk pelanggar protokol kesehatan dalam tahap percobaan

Baca juga: Jakarta Smart City tampung aduan warga lewat aplikasi


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021