Kami sudah mendapat persetujuan dari manajemen untuk menambah binaan UMKM
Jakarta (ANTARA) - PT Federal International Finance atau FIFGroup sebagai anak perusahaan Grup Astra, berencana meningkatkan jumlah binaan dengan penambahan sekitar 480 pelaku UMKM.

Chief of Corporate Communication and Corporate Social Responsibilty FIFGroup Yulian Warman mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah binaan dengan penambahan sekitar 480 pelaku UMKM dengan dana yang setara atau lebih dari yang sebelumnya.

“Kami sudah mendapat persetujuan dari manajemen untuk menambah binaan UMKM kami melalui bantuan pinjaman dana bergulir dari dana sosial syariah ini," kata Yulian dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca juga: FIFGroup raih penghargaan 20 Pilar Financial Indonesia Award

Dari jumlah 480 tersebut, FIFGroup akan bekerja sama dengan seluruh Kepala Cabang FIFGroup seluruh Indonesia yang berjumlah 235 cabang.

“Konsepnya adalah setiap Kepala Cabang nanti akan diperbolehkan memiliki minimal dua UMKM binaan. Mereka harus mencari yang memiliki motivasi tinggi untuk maju, serta membina dan memonitor agar terus berkembang. Modulnya kami persiapkan dari pusat, sedangkan yang melakukan adalah pusat bersama cabang FIFGroup,” ujar Yulian.

Yulian menambahkan bahwa FIFGroup berharap pada tahun 2021, program dana bergulir tersebut tetap dapat hadir untuk masyarakat dan dapat membawa manfaat bagi masa depan UMKM serta minimal bisa membantu menggerakkan perekonomian di sekitar UMKM tersebut di masa pandemi ini. FIFGroup berkomitmen senantiasa hadir untuk selalu mendukung dan memberi dampak bagi masyarakat sekitar.

Baca juga: FIFGroup perpanjang tenor kredit 149.783 nasabah terdampak COVID-19

Sampai dengan akhir Januari 2021 lalu, jumlah penerima bantuan dana bergulir FIFGroup mencapai 279 UMKM dengan total nominal nilai manfaat bantuan modal, yaitu sebesar Rp846,5 juta yang tersebar di berbagai titik seluruh Indonesia, termasuk wilayah Jakarta dan cabang FIFGroup.

UMKM terkenal dengan ketahanan dalam setiap kondisi bisnis, salah satu contohnya adalah ketika terjadi krisis tahun 1998. Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki menuturkan pada tahun 1998 UMKM betul-betul jadi penyelamat ekonomi nasional, ketika banyak usaha besar, perbankan berjatuhan. Ekspor UMKM malah naik sampai 350 persen.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah UMKM mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia. Selama pandemi COVID-19 ini, sektor UMKM paling terdampak. Banyak dari pengusaha tersebut yang harus gulung tikar karena permintaan anjlok.

Baca juga: FIFGroup bagikan 75.000 paket sembako bagi warga terdampak corona

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan menyebutkan selama pandemi ini banyak yang terhenti usaha mereka. Sekitar 30 persen yang usahanya terganggu. Sedangkan yang memang terganggu tapi menciptakan inovasi-inovasi kreatif sekitar 50-70 persen, meskipun mereka terkena dampak.

Kendati begitu, ia menyebut beberapa pelaku UMKM sudah mulai bangkit lantaran mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti relaksasi KUR, subsidi bunga, modal kerja, serta Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk usaha mikro dalam bentuk hibah.

Berkenaan dengan itu Human Capital, General Service and Corporate Communication Director FIFGROUP, Esther Sri Harjati menyatakan bahwa FIFGROUP ingin ikut berperan dalam masa pandemi ini agar UMKM binaan tetap hidup dan produktif sehingga mampu berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi di sekitar UMKM tersebut serta pada akhirnya berdampak pada ekonomi nasional.

“Kami berharap apa yang kami lakukan mampu menghidupi keluarga mereka sekaligus meningkatkan produktivitas sehingga berkontribusi terhadap ekonomi sekitarnya,” ujar Esther.

Baca juga: Askrindo optimalkan penjaminan kredit UMKM untuk pulihkan ekonomi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021