raihan laba itu berpotensi bertambah seiring dengan berbagai upaya perseroan melakukan strategi efisiensi dari biaya usaha hingga biaya operasional
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan membukukan laba pada akhir 2020 sebesar 1 miliar dolar AS sekitar Rp14 triliun.

"Kalau kita ingat di posisi semester pertama 2020 kita dalam posisi rugi di sekitar Rp11 triliun. Alhamdulillah di posisi Desember tahun ini secara in house closing unaudited membukukan laba sekitar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun," ujar Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan raihan laba itu berpotensi bertambah seiring dengan berbagai upaya perseroan melakukan strategi efisiensi dari biaya usaha hingga biaya operasional.

"Mudah-mudahan masih ada tambahan upside lagi karena audit masih belum selesai baik itu audit oleh KAP (kantor akuntan publik) ataupun audit oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," katanya.

Ia bersyukur perseroan masih dapat membukukan laba di tengah pandemi Covid-19, masih lebih baik dibandingkan beberapa perusahaan migas dunia seperti British Petroleum (BP) dan Exxon yang mencatatkan rugi.

"Alhamdulillah kami dengan berbagai upaya sudah bisa menekan kerugian dan perseroan bisa mencatatkan hasil positif di akhir tahun 2020," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Emma juga menyampaikan bahwa investasi perseroan yang dianggarkan sebesar 6,4 miliar dolar AS, terealisasi sebesar 4,7 miliar dolar AS.

"Ada beberapa yang memang kita lakukan prioritas ulang dan ada beberapa memang yang tidak terealisasi karena pandemi covid-19," katanya.

Mengenai tren penjualan di kuartal kuartal keempat, lanjut dia, mengalami kenaikan seiring dengan pelaksanaan marketing strategy yang optimal.

Ia menambahkan kemudian juga terdapat pengakuan marketing fee yang berkoordinasi dengan SKK migas, ESDM dan Kemenkeu sehingga bisa menambah posisi revenue di tahun 2020.

"Berbagai upaya sudah kita lakukan yang pada akhirnya, Alhamdulillah bisa membukukan laba di sekitar 1 miliar dolar AS dan tentunya ini masih proses audit," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan secara garis besar, pandemi Covid-19 menurunkan semua permintaan namun perseroan tetap mengoperasikan seluruh fasilitas dan operasi dari hulu hingga hilir.

"Sehingga kami tidak ada melakukan pemutusan hubungan kerja. Dan alhamdulillah kita bisa membukukan keuntungan di tahun 2021," ucapnya.

Baca juga: Anggota DPR: Kinerja Pertamina perlu ditiru BUMN lain
Baca juga: Raup laba Rp14 triliun, strategi bisnis Pertamina dinilai tepat
Baca juga: Pertamina proyeksikan impor LPG 2021 capai 7,2 juta metrik ton

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021