Kekurangan tersebut akan dipenuhi dari impor baik dalam bentuk sapi bakalan, bakalan yang dipotong dan impor daging sapi atau kerbau
Jakarta (ANTARA) - Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengantisipasi kebutuhan dan ketersediaan daging sapi dan kerbau khususnya saat Ramadhan dan Idul Fitri 2021, dengan menyiapkan rencana impor.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menjelaskan kebutuhan daging sapi/kerbau secara nasional untuk tahun 2021 mencapai 696.956 ton dengan perhitungan konsumsi per kapita 2,56 kg/tahun.

Sementara itu, ketersediaan daging sapi/kerbau lokal hanya 473.814 ton. Maka, kebutuhan dan ketersediaan daging sapi/kerbau nasional sepanjang tahun 2021 masih memerlukan sebanyak 223.142 ton.

"Kekurangan tersebut akan dipenuhi dari impor baik dalam bentuk sapi bakalan, bakalan yang dipotong dan impor daging sapi atau kerbau," kata Nasrullah di Jakarta, Selasa.

Ada pun impor yang akan dilakukan pemerintah, rinciannya yaitu dalam bentuk sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor, bakalan yang dipotong sebanyak 430.000 ekor atau setara 96.367 ton dan impor daging sapi/kerbau sebanyak 185.500 ton.

Nasrullah merinci dari stok akhir tahun 2021 ini, akan didapatkan sebanyak 58.725 ton untuk pemenuhan kebutuhan daging Januari sampai Maret tahun 2022.

Ia juga mengimbau kepada para importir daging yang telah memperoleh rekomendasi dan izin agar segera merealisasikan impor daging sapi beku pada bulan Maret, April dan Mei 2021. Hal ini demi menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga daging sapi/kerbau pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2021.

Menurut laporan dari para importir per 28 Januari 2021, stok daging yang ada di importir swasta dan BUMN masih tersedia sebanyak 6.998,69 ton daging sapi/kerbau, termasuk 477,45 ton jeroan.

Maka, realisasi pemasukan harus diperhatikan oleh importir demi meningkatkan stok gudang, khususnya untuk menghadapi puasa dan lebaran 2021.

Selain itu, karena umumnya masyarakat Indonesia memilih daging sapi segar, untuk kebutuhan puasa dan lebaran importir diimbau agar dapat menyediakan potongan karkas impor dalam bentuk segar dingin (chilled) yang akan dijual ke pasar dalam bentuk daging sapi segar dengan harga yang lebih terjangkau.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma'arif juga meminta para importir daging berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam penyediaan daging sapi/kerbau dan mencegah gejolak harga daging saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

Importir yang sudah pernah mengimpor dan saat ini masih memiliki izin impor potongan karkas daging sapi segar dingin (chilled) juga diimbau agar segera merealisasikan impornya untuk menyediakan daging sapi segar saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Kami juga ingin meminta dukungan dan komitmen dari semua unsur untuk bersama-sama mengantisipasi ketersediaan dan mencegah terjadinya gejolak harga daging. Kami juga menerima masukan dan usulan konkret dari seluruh pihak dalam upaya menjaga ketersediaan daging," kata Syamsul.

Baca juga: Bulog dapat penugasan impor kerbau India 80.000 ton tahun ini
Baca juga: Pakar IPB sebut Jabodetabek bisa krisis daging sapi berkepanjangan
Baca juga: Stabilisasi harga, RNI persiapkan stok daging ke pasar tradisional

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021