Jakarta (ANTARA) -
Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, mengatakan, Kodam Jaya siap mendukung dan menyukseskan program Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan personel tenaga juru vaksin dan penjejak COVID-19 untuk dikerahkan dalam rangka melaksanakan vaksinasi tahap kedua secara besar-besaran.
 
"Tentunya personel yang kami siapkan sudah melakukan pelatihan dan terverifikasi vaksinator TNI sehingga dalam pelaksanaan nantinya akan mengikuti SOP yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan," kata Pangdam Jaya saat memimpin Apel Gelar Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 Jajaran Kodam Jaya Jakarta dan Polda Metro, bertempat di Lapangan Jayakarta Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu.
 
Seperti yang telah disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada saat Apel Gelar Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 di Mabes TNI, Cilangkap. Bagi tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 akan diadakan lanjutan dengan pelatihan atau Training Of Trainer (TOT) diikuti seluruh anggota Babinsa.

Baca juga: Pangdam Jaya sidak penerapan prokes di stasiun MRT dan KRL
 
Menurut dia, tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 tersebut akan ditugaskan untuk membantu Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah yang nantinya akan ditempatkan di desa-desa atau fokus kepada RW atau RT yang ada di wilayah DKI Jakarta.
 
"Pada pelaksanaannya nanti Jajaran Kodam Jaya dan Polda Metro akan bahu-membahu untuk membantu mereka yang terindikasi terpapar COVID-19, di masing-masing RW dibantu oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas membantu penanganannya, apabila di tempat tersebut misalnya terjadi peningkatan yang sulit untuk diatasi maka akan diarahkan ke rumah sakit ataupun ke Wisma Atlet, termasuk sebentar lagi vaksinasi akan diberikan kepada masyarakat, maka TNI dan Polri sudah menyiapkan tenaga medis yang dibantu oleh tenaga medis yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat," papar Jenderal bintang dua ini.
 
Untuk wilayah DKI Jakarta, tambah dia, Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya sudah melaksanakan kegiatan dalam hal membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan, dengan dibentuknya tim pemburu COVID-19.
 
"Yang kita lakukan untuk mengantisipasi setiap adanya perkembangan, akan bergerak terlebih apabila apabila ada kerumunan yang dapat memicu terjadinya warga terpapar COVID-19," ujar Dudung.
 
Pandemi COVID-19 adalah perang menghadapi virus SARS-CoV-2. Oleh karena itu, Kemenkes RI bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengatasi perang ini.
 
"Perang ini harus dimulai dengan tujuan yang jelas yaitu mengurangi laju penyebaran virus," tegas Pangdam Jaya.

Baca juga: Pengamanan Natal, Polda Metro-Kodam Jaya gelar patroli berskala besar
 
Seperti yang telah diketahui virus ini secara alami dalam waktu 10 hingga 14 hari sejak masuk ke tubuh manusia akan mati. Yang paling penting adalah jangan sampai dia menular ke orang lain.
 
"Jadi, tujuan target operasi dari perang ini adalah mengurangi laju penularan virus. Kita harus memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk melakukan identifikasi dimana dan siapa musuhnya dengan melakukan program testing dan tracing," tuturnya.
 
Pihaknya akan memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan sampai ke level paling kecil, paling rendah, di grass root, di seluruh desa-desa serta di seluruh RT dan RW.
 
"Untuk itu, dibutuhkan jaringan sampai level terbawah. Itu sebabnya kami TNI-Polri hadir ditengah masyarakat. Oleh karenanya TNI dan Polri yang mempunyai jaringan intelijen dan jaringan pemukul sampai ke level-level terkecil di bawah dan bekerja sama dengan masyarakat," demikian Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021