KKP mendorong riset yang maju terkait indeks kesehatan laut, yang akan mulai diperkenalkan ke stakeholder (pihak pemangku kepentingan),
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong riset terkait kesadaran untuk meningkatkan indeks kesehatan laut sehingga dapat meningkatkan kualitas kawasan perairan nasional serta menciptakan sumber daya kelautan dan perikanan yang lebih kaya.

"KKP mendorong riset yang maju terkait indeks kesehatan laut, yang akan mulai diperkenalkan ke stakeholder (pihak pemangku kepentingan)," kata Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja dalam Webinar Membangun Perikanan yang Tangguh terhadap Perubahan Iklim di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pada saatnya nanti akan ada banyak alat sensor untuk mengukur tingkat sehat terkait kualitas kawasan lautan Nusantara.

Baca juga: Berperang dengan sampah plastik di perairan Maluku Tengah

Ia mencontohkan di bidang perikanan budidaya sedang dikembangkan sejumlah sensor perairan sehingga dapat ditentukan lokasi yang tepat untuk akuakultur.

"Saat ini peran teknologi menjadi penting untuk menentukan titik-titik mana yang masih sehat dan bisa untuk dijadikan lokasi budi daya," katanya.

Terkait dengan sampah di laut, Sjarief mengungkapkan bahwa di beberapa titik terbesar penyumbang sampah plastik di kawasan perairan Indonesia, KKP telah menyiapkan kesadaran masyarakat serta membuat instalasi pengolah sampah plastik.

Dengan adanya instalasi yang ditempatkan di kawasan muara sungai tersebut, warga sekitarnya juga diharapkan akan tertarik untuk ada semacam mata pencaharian baru seperti mengumpulkan sampah plastik guna memperoleh uang.

Baca juga: KKP fokus bantu usaha perikanan skala mikro-kecil

Ia menyadari bahwa hal tersebut tentu tidak bisa langsung menghilangkan seluruh persoalan sampah di laut dan sungai di Indonesia, tetapi hal itu juga sebagai upaya yang dilakukan KKP.

Selain itu, ujar dia, KKP di beberapa tempat pelelangan ikan (TPI) juga sudah membagi-bagikan tempat sampah kepada kalangan nelayan yang akan melaut agar mereka tidak membuang sampah mereka ke lautan.

Sebelumnya Site Coordinator EcoRanger Banyuwangi Siti Muyasaroh menyatakan pengumpulan dan pemilahan sampah menjadi kunci untuk mewujudkan praktik wisata berkelanjutan dan mampu memberikan perbedaan terhadap kondisi masyarakat lokal.

"Ada tiga kata kunci utama dari program ini, yang pertama adalah pariwisata berkelanjutan sebagai final goal dan kedua adalah pengelolaan sampah bertanggung jawab sebagai salah satu cara kita untuk mencapai goal besar itu, dan ketiga adalah pemberdayaan masyarakat lokal," ujar Siti Muyasaroh dalam acara virtual yang dipantau dari Jakarta, Kamis (21/1).

EcoRanger Banyuwangi adalah program kolaborasi antara Greeneration Foundation dan Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI), yang merupakan proyek percontohan dari EcoRanger Indonesia. Program itu telah dijalankan sejak November 2018 di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dalam menjalankan programnya, EcoRanger melibatkan masyarakat setempat, baik dalam proses pengumpulan dan pemilahan sampah maupun dalam kegiatan bersih pantai yang rutin dilakukan.

Mereka juga dilibatkan dalam aktivitas di fasilitas Sentra Kelola Sampah (SEKOLA), sebuah fasilitas pengelolaan sampah terpadu di Desa Sumberagung.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan agar masyarakat pada titik tertentu mulai bisa mandiri dapat mengelola sampah, sehingga mampu menjaga lingkungan.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021