Hal itu sudah menjadi bagian dari kebudayaan. PDIP memberikan ruang sebesar-besarnya kepada kepada umat Tionghoa merayakan Imlek
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi mengatakan Indonesia penuh kemajemukan, dimana banyak umat Islam keturunan Tionghoa yang tetap merayakan Imlek dengan penuh persaudaraan dan silaturahim.
 
"Hal itu sudah menjadi bagian dari kebudayaan. PDIP memberikan ruang sebesar-besarnya kepada kepada umat Tionghoa merayakan Imlek," kata Zuhairi dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat.
 
Gus Mis, sapaan Zuhairi Misrawi pun mengucapkan selamat Imlek kepada para umat beragama Konghucu.
 
PDI Perjuangan juga turut menyemarakkan perayaan Imlek bertajuk Imlekan Bareng Banteng yang diselenggarakan pada Jumat ini.

Baca juga: FKUB Kediri dukung perayaan Imlek 2021 sederhana

Baca juga: Rayakan Imlek, PDIP gelar acara "Imlekan Bareng Banteng"
 
"Setelah gelar Harlah Ke-95 NU, PDI Perjuangan menggelar perayaan Imlek dengan nama Imlekan Banteng. Ini sekali lagi membuktikan PDI Perjuangan adalah partai politik yang mampu membumikan Pancasila dan memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika," tutur Gus Mis.
 
Cendekiawan Nahdlatul Ulama itu menilai warga Tionghoa turut berperan terhadap kemerdekaan Indonesia. Bahkan, dalam kacamata sejarah masuknya Islam ke Indonesia, peran warga muslim keturunan Tionghoa sangat besar.
 
"Setidaknya hal itu tercatat sejak abad ke-14, sehingga mampu mengekspresikan wajah Islam yang berakulturasi dengan kebudayaan nusantara. Beberapa Sunan dalam Wali Sanga dikenal sebagai sosok keturunan Tionghoa, yang membuktikan betapa jasa mereka dikenang dalam sejarah, sehingga memunculkan sebuah tesis bahwa sejarah masuknya Islam ke nusantara dari China," ucap dia menjelaskan.
 
Bahkan, Bung Karno sebagai Bapak Proklamator juga merayakan Imlek.
 
"Pada masa Orde Baru perayaan Imlek dilarang, hingga akhirnya Gus Dur menghidupkan kembali perayaan Imlek. Ibu Megawati saat menjadi Presiden RI secara resmi menjadikan hari perayaan Imlek sebagai hari libur nasional," papar Gus Mis.
 
Oleh karena itu, momen Imlekan Bareng Banteng sebagai bentuk kesadaran historis seluruh komponen bangsa.
 
"Bahwa semua warga negara perlu merawat keindonesiaan secara sungguh-sungguh, sehingga Pancasila semakin kokoh di bumi pertiwi ini," ujar Gus Mis menegaskan.

Baca juga: Empat tanaman lambang berkah yang dicari saat Imlek

Baca juga: Medsos ramaikan Imlek dengan emoji dan stiker

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021