Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sebanyak tujuh kali guguran lava keluar dari Gunung Merapi selama periode pengamatan pada Sabtu (13/2) mulai pukul 00.00 sampai 12.00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu menyebutkan bahwa empat guguran lava pijar pertama tercatat pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.

Tiga guguran lava berikutnya terpantau selama pengamatan pukul 06:00 sampai 12:00 WIB ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 800 meter.

Berdasarkan data kegempaan terakhir, gunung itu mengalami 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-25 MM selama 12-91 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-12 MM selama 12-23 detik.

Selanjutnya, delapan kali gempa fase banyak dengan amplitudo 8-15 MM selama 6-9 detik, satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 45 MM selama 8 detik, serta empat kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-9 MM selama 57-99 detik.

Pada periode pengamatan Jumat (12/2) pukul 00.00 sampai 24.00 WIB, BPPTKG mencatat dua kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga km dari puncak gunung.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021