Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong akselerasi lahirnya talenta digital berbasis Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Indonesia.

"Sekarang ini kita melihat lahirnya unicorn, decacorn, di Asia Tenggara, kita lihat dari 10 unicorn, decacorn, di Asia Tenggara, lima di antaranya lahir dan tumbuh besar di Indonesia. Ini tentu harus kita akselerasi, kita dorong untuk lebih banyak lagi, lahir banyak startup digital tanah air berbasis teknologi dan berbasis kreativitas inovasi," Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, dalam acara virtual pembukaan program Bangkit 2021, Senin.

Menurut Nizam, kreativitas dan inovasi yang dilandasi dengan kompetensi, kemampuan di bidang teknologi, terutama teknologi digital, kecerdasan buatan khususnya, dapat melahirkan startup digital yang dapat berkembang menjadi unicorn bahkan decacorn, seperti Gojek dan Tokopedia yang memiliki nilai valuasi di atas 7 miliar dolar AS.

Mengutip berbagai kajian, Nizam menyebutkan dalam 10 tahun ke depan potensi penggunaan kecerdasan buatan berteknologi digital di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, mampu berpeluang untuk menghasilkan nilai ekonomi baru senilai 360 miliar dolar AS.

"Ini suatu nilai yang sangat besar hampir Rp5.000 triliun, itu potensi yang bisa lahir dari ekonomi digital berbasis Artificial Intelligence di Indonesia saja, dan itu lebih dari 50 persen dari potensi pertumbuhan ekonomi digital, ekonomi berbasis AI di Asia Tenggara," kata Nizam.

Baca juga: Indonesia butuh banyak talenta digital

Baca juga: Kominfo targetkan 9 juta talenta digital


Untuk itu, Kemendikbud bersama Google kembali menghadirkan Program Bangkit 2021 yang diharapkan dapat mencetak talenta yang memiliki kemampuan teknologi digital seperti yang dibutuhkan saat ini.

Dalam program Bangkit 2021 peserta akan dilatih berbagai kompetensi digital, seperti machine learning, cloud computing, UI dan UX, yang didampingi langsung oleh mentor.

"Di ujung program, bagi mereka yang sukses para peserta terbaik nanti akan mendapatkan pelatihan dari Stanford University, melalui program khusus yang kita siapkan dengan Standford University di 15 perguruan tinggi kita," ujar Nizam.

Program Bangkit diumumkan pada 2019. Tahun lalu, program tersebut dijalankan sepenuhnya online dan telah menerima 300 peserta, yang merupakan 10 persen dari total pendaftar.

"Kali ini kita skill up perluas, sehingga dari 40.000 yang terdaftar sudah terpilih 3.000 mahasiswa yang mengikuti program ini," kata Nizam.

"Semoga program ini bisa mengakselerasi lahirnya talenta-talenta dan pemimpin-pemimpin digital di Indonesia, untuk membangun ekonomi digital lebih maju dan lebih transparansi ke depan," dia menambahkan.

Asia Pacific Education Programs Lead Google, William Florance, mengatakan program Bangkit diinisiasi untuk mengatasi celah antara talenta digital dan perusahaan teknologi. Dia mengatakan program ini menyediakan pembelajaran berkualitas tinggi sehingga lulusannya dapat dimanfaatkan oleh perusahaan teknologi dunia.

"Program ini fokus pada talenta digital terpilih dengan menyediakan mentor yang telah dikurasi, sehingga mereka dapat membantu meningkatkan ekosistem digital di Indonesia, yang menjadi tenaga pembangkit ekonomi digital di Asia Tenggara," ujar William.

Baca juga: Kemendikbud: Talenta digital dukung pertumbuhan ekonomi nasional

Baca juga: Sea Scholarship kembali hadir, dorong talenta digital Indonesia

Baca juga: START Summit Extension: Women in Tech dorong talenta digital wanita

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021