Saya menyambut baik keputusan Brunei yang menjadikan perundingan pasar bebas ASEAN Kanada sebagai salah satu prioritas pemulihan ekonomi di kawasan di bawah kepemimpinannya sebagai ketua (ASEAN, red) tahun ini
Jakarta (ANTARA) - Perjanjian kerja sama pasar bebas (FTA) antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) dan Kanada diyakini dapat jadi salah satu cara pemulihan ekonomi setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19.

Pendapat itu disampaikan oleh beberapa pembicara pada acara seminar bertajuk "COVID-19 and Efforts for Economic Recovery: Insights from ASEAN and Canada" yang diadakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia bersama Kantor Perwakilan Kanada untuk ASEAN sebagaimana diikuti dari Jakarta, Senin.

COVID-19 menyebabkan perekonomian dunia terpuruk sehingga kebijakan-kebijakan yang mementingkan diri sendiri hanya akan membuat situasi jadi lebih buruk, kata Duta Besar Kanada untuk ASEAN, Diedrah Kelly dalam sambutannya.

Oleh karena itu, ia menyambut baik keputusan Brunei Darussalam, ketua ASEAN periode 2021, yang menjadikan upaya mengesahkan perjanjian kerja sama pasar bebas ASEAN-Kanada sebagai salah satu prioritas pemulihan ekonomi di kawasan.

"Saya menyambut baik keputusan Brunei yang menjadikan perundingan pasar bebas ASEAN Kanada sebagai salah satu prioritas pemulihan ekonomi di kawasan di bawah kepemimpinannya sebagai ketua (ASEAN, red) tahun ini," kata Kelly.

Kanada dan ASEAN memulai penjajakan peluang kerja sama pasar bebas sejak 2017 dan hasil pembahasan itu rampung dan telah diumumkan ke publik pada pertemuan menteri ekonomi ASEAN (AEM) - Konsultasi Kanada di Bangkok, Thailand, pada 10 September 2019.

Pemerintah Kanada, sebagaimana diketahui dari laman resminya, juga mengumumkan pihaknya telah menggelar acara dengar pendapat dari masyarakat mengenai kemungkinan membentuk pasar bebas ASEAN dan Kanada. Kegiatan itu berlangsung pada 1 September sampai 16 Oktober 2018. Dua pihak juga telah menggelar studi kelayakan mengenai potensi pasar bebas ASEAN dan Kanada pada 2017.

Terkait tema itu, Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS Indonesia, Fajar B Hirawan, mengatakan peluang untuk membentuk kerja sama pasar bebas terbuka luas mengingat rekam jejak investasi Kanada yang positif di ASEAN.

"Saya meyakini masih ada banyak peluang mengingat pada 2019 investasi yang datang dari Kanada lebih banyak daripada dari Korea Selatan, meskipun nilai persentasenya masih satu digit angka," kata Fajar dalam sesi seminar yang sama.

ASEAN dan Korea Selatan meresmikan perjanjian pasar bebas pada 2006 dan kesepakatan itu berlaku satu tahun setelahnya.

Fajar turut menunjukkan tren investasi Kanada ke ASEAN terus naik, yaitu sebanyak 500 juta dolar AS (sekitar Rp6,95 triliun pada 2017 jadi 3,2 miliar dolar AS (sekitar Rp44,5 triliun) pada 2019.

Sementara itu, beberapa sektor industri yang jadi sasaran utama investasi Kanada di ASEAN dalam beberapa tahun terakhir, yaitu jasa keuangan dan asuransi, konstruksi, serta ritel dan grosir, kata Fajar mengutip data dari ASEAN Statistics pada 2019.

Dalam sesi seminar yang sama, Direktur Council on International Policy di Kanada, Jonathan Berkshire Miller, menyampaikan peresmian perjanjian kerja sama pasar bebas itu akan jadi langkah penting bagi Kanada. Pasalnya, perjanjian itu sejalan dengan strategi Kanada menguatkan kerja sama dengan negara-negara dan kawasan yang terlibat dalam skema kemitraan Indo-Pasifik, kata Jonathan.


Baca juga: Kanada optimis peluang FTA dengan ASEAN terus terbuka

Baca juga: Indonesia dukung ASEAN-Korea Centre digitalisasi kegiatan promosi

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021