Bangkok (ANTARA) - Thailand melaporkan sebanyak 143 kasus COVID-19 baru pada Senin dan di tengah karantina menemukan kasus pertama dari varian COVID-19 yang sangat mudah menular, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, sebagaimana dilaporkan oleh satuan tugas virus corona.

Dua kematian baru akibat virus tersebut juga ditemukan, menjadikan total kematian sebanyak 82 kasus, dan jumlah keseluruhan kasus infeksi sebanyak 24.714, dengan sebagian besar kasus ditemukan dalam dua bulan terakhir.

Varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu pertama kali ditemukan pada seorang pria asal Thailand yang telah bepergian dari Tanzania dan tengah menjalankan karantina wajib bagi semua pendatang dari luar negeri, kata satuan tugas pada sebuah pengarahan.

Afrika Selatan telah menunda rencana untuk mulai distribusi vaksin virus corona buatan AstraZeneca, yang akan digunakan oleh Thailand untuk program imunisasi massalnya, usai data menunjukkan vaksin itu memberikan perlindungan yang minimum terhadap infeksi di tingkat ringan hingga sedang.

Para ilmuwan Afrika Selatan mengatakan tak ada bukti yang jelas terkait apakah varian yang baru tersebut terhubung dengan penyakit yang lebih parah atau akibat yang lebih buruk, namun mengatakan bahwa varian itu lebih cepat menular.

Sebuah panel Organisasi Kesehatan Dunia pekan lalu mengatakan bahwa bagaimanapun juga vaksin AstraZeneca harus disebarkan lebih luas lagi, termasuk di negara-negara di mana varian Afrika Selatan itu mungkin mengurangi kemanjurannya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menlu Peru mengundurkan diri karena skandal vaksin virus corona

Baca juga: Bangladesh perpanjang penutupan lembaga pendidikan, kecuali madrasah

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021