Sydney (ANTARA) - Badan pengawas obat-obatan Australia mengeluarkan izin pemakaian sementara (provisional approval) untuk vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University, Selasa.

Izin itu diyakini dapat memperkuat program vaksinasi yang akan berlangsung pekan depan.

Pemerintah federal telah memesan vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang beberapa di antaranya kemungkinan akan diproduksi di negara tersebut. Otoritas kesehatan di Australia menyampaikan jumlah vaksin yang dipesan cukup untuk diberikan kepada 25 juta orang.

Australia juga memesan vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc/BioNTech, yang diproduksi di luar negeri. Jumlah vaksin Pfizer yang dipesan Australia cukup untuk seperlima dari total jumlah penduduk.

"Australia saat ini memiliki dua vaksin COVID-19 yang aman dan efektif (mencegah virus, red)," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat memberi keterangan pers.

Kepala Bidang Kesehatan Paul Kelly sempat cemas kekebalan kelompok akan sulit terbentuk, karena efektivitas vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya mencapai 62 persen.

Paket pertama vaksin Pfizer/BioNTech tiba di Australia, Senin (15/2), dan pemerintah berencana memulai vaksinasi pada 22 Februari. Badan pengawas obat-obatan Australia telah mengeluarkan izin pemakaian sementara untuk vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech, yang dilaporkan 95 persen efektif mencegah penyakit.

Sementara itu, paket pertama vaksin AstraZeneca, yang diproduksi di luar negeri, dijadwalkan tiba pada Maret 2021. Beberapa vaksin AstraZeneca akan diproduksi di Australia demi mengantisipasi tingginya permintaan terhadap vaksin di luar negeri.

Australia memilih tidak mengeluarkan izin pakai darurat (EUA) untuk distribusi vaksin. Otoritas kesehatan setempat memutuskan untuk menunggu data lengkap sampai proses uji rampung baru memberikan izin pakai sementara (provisional approval) untuk vaksin COVID-19.

Oleh karena itu, Australia tertinggal beberapa bulan dari Inggris dan Amerika Serikat yang telah menggelar vaksinasi karena mengeluarkan izin pakai darurat lebih awal untuk vaksin COVID-19.

Australia melaporkan kurang lebih 29.000 kasus positif dan 909 di antaranya meninggal dunia. Otoritas setempat berusaha mengendalikan penyebaran COVID-19 lewat penutupan perbatasan dan pelacakan pasien positif yang masif.

Sumber: Reuters

Baca juga: Afsel kembalikan satu juta dosis vaksin AstraZeneca produksi India

Baca juga: Korsel kurangi target vaksinasi, batasi penggunaan vaksin AstraZeneca

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021