Tetapi kami di sini belum bisa memastikan apakah ini semacam bangunan candi atau hanya tempat pemujaan biasa
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Jumat, meninjau Situs Banjarsari di mana ditemukan sepasang arca Dewa Siwa dan Dewi Parwati serta sejumlah pecahan gerabah dan bata merah kuno di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngunut.

Dipimpin langsung oleh Kepala BPCB Jatim Zakaria Kasimin, tim arkeolog lebih dahulu meneliti arca dan pecahan gerabah kuno diduga benda cagar budaya yang disimpan oleh pengasuh Pondok Murrotilil Qur'an Ahsin Ashari.

Tim lalu melanjutkan kegiatan dengan memeriksa lokasi ditemukan benda-benda kuno yang diduga peninggalan zaman kerajaan Hindu di Pulau Jawa, abad XIV tersebut.

Dibantu sejumlah santri, tim arkeolog melakukan penyisiran area ditemukan benda-benda cagar budaya itu hingga akhirnya menemukan struktur susunan bata merah yang mengindikasikan di dalam tanah itu ada bekas bangunan kuno.

"Tetapi kami di sini belum bisa memastikan apakah ini semacam bangunan candi atau hanya tempat pemujaan biasa. Karena kalau melihat umpaknya itu kecil. Untuk lebih jelasnya nanti akan kami tindaklanjuti dengan melakukan tindakan eskavasi," kata Kepala BPCB Jatim Zakaria Kasimin.

Baca juga: BPCB Jatim observasi temuan arca di Kabupaten Kediri

Ia juga belum bisa memastikan masa pembuatan benda diduga cagar budaya tersebut, dengan alasan informasi dari lapangan belum cukup.

Kalau melihat ciri arca, katanya, memang ada kemungkinan di buat pada era (kerajaan) Majapahit atau bahkan masa sebelumnya.

Analisa secara arkeologis masih membutuhkan penelitian lebih lanjut dengan melakukan eskavasi di Situs Banjarsari, untuk mengetahui bangunan asli dari struktur bata merah yang baru ditemukan tim BPCB bersama warga.
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mengukur gerabah kuno yang ditemukan bersama sepasang arca Dewa Siwa dan Dewi Parwati di Desa Banjarsari, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (19/2/2021). (ANTARA/Destyan Sujarwoko)

Zakaria mengatakan kalau tidak ada perubahan ia menjadwalkan ekskavasi Situs Banjarsari pada pertengahan Maret. Saat ini sejumlah tenaga arkeologi yang tergabung dalam tim ekskavasi masih fokus menyelesaikan ekskavasi di Situs Kumitir, Jombang.

Khusus di Situs Banjarsari yang baru ditemukan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pemugaran atau pelestarian. Namun jika dinilai tidak terlalu penting, galian di area situs bisa ditutup lagi.

Baca juga: BPCB Jatim teliti temuan arca "Ganesha" di Magetan

Situs Banjarsari tempat sepasang arca Dewa Siwa dan Dewi Parwati ditemukan tidak sengaja saat pekerja melakukan penggalian tanah di area kolam yang akan dibangun di belakang Pondok Murrotilil Qur'an, menggunakan alat berat jenis ekskavator.

Saat itu, pekerja tidak sengaja mengangkat struktur batu yang ternyata arca Dewa Siwa dan Dewi Parwati, yang sebelumnya terpendam dengan jarak masing-masing sekitar dua meter di kedalaman kurang dari 1,5 meter.

Temuan benda diduga cagar budaya itu, membuat Ahsin memilih menghentikan sementara "proyek" pembangunan kolam ikan koi. Dengan kesadaran diri, temuan itu kemudian dia laporkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung.

Baca juga: Temuan situs di Sedati ditinjau BPCB Trowulan
Baca juga: Balai Arkeologi Yogyakarta bakal lanjutkan penelitian Situs Sekaran

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021