Vaksin di dunia ini menjadi rebutan 215 negara.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo berharap kekuatan dan keberanian sebagai ciri kerbau dapat menyelesaikan berbagai tantangan pada tahun baru Imlek 2572 Kongzili

"Kekuatan, keberanian, keteguhan, dan kedisplinan kerbau harus kita tunjukkan untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, yaitu permasalahan kesehatan akibat pandemi COVID-19," kata Presiden Jokowi dalam acara perayaan Imlek Nasional Tahun 2021 melalui sambungan video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu.

Ikut hadir dalam perayaan tersebut, antara lain Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, wakil presiden ke-6 RI Try Sutrisno, istri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, serta pejabat terkait lainnya.

Baca juga: Satgas COVID-19 antisipasi potensi kenaikan kasus pascalibur Imlek

"Pertama-tama kepada seluruh warga Tionghoa di seluruh Indonesia, saya menyampaikan ucapan selamat hari raya Imlek Ke-2572, selamat memasuki Tahun Baru Kerbau pada tahun 2021," kata Presiden.

Tahun 2572 Kongzili bertepatan dengan tahun Kerbau Logam. Menurut Ketua Panitia Imlek Nasional 2021 Gandi Sulistiyanto, Presiden Jokowi juga bershio kerbau.

"Tahun yang mestinya penuh kekuatan besar, tahun yang penuh keberanian, keteguhan, dan kedispilinan. Tahun yang menguatkan kesediaan kita kepada bangsa dan negara," ucap Presiden.

Presiden Jokowi berharap pada tahun Kerbau Logam, bangsa Indonesia berhasil menghadapi tantangan-tantangan yang ada dan mencapai kemajuan-kemajuan yang signifikan.

"Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2572, Xin Nian Kuai Le, Gong Xi Ga Cai, selamat berbahagia dan sejahtera," kata Presiden.

Baca juga: Presiden tekankan penanganan kesehatan dan ekonomi bersamaan

Terkait dengan pandemi COVID-19, Presiden Jokowi berharap agar masyarakat Tionghoa juga ikut bergotong royong bersama pemerintah dalam menangani pandemi.

Misalnya, penanganan permasalahan kesehatan akibat pandemi COVID-19 harus terus dilakukan. Pendisiplinan 3M, 3T, PPKM skala mikro harus dilakukan secara cepat dan efektif.

"Semua kekuatan bangsa harus kita kerahkan. Untuk itu, kita semua harus bergotong royong untuk menyelesaikan masalah ini," kata Presiden.

Presiden Jokkowi mengungkapkan saat ini pemerintah masih berusaha untuk melakukan vaksinasi terhadap 182 juta jiwa penduduk Indonesia hingga akhir 2021.

"Memang bukan sesuatu yang mudah, hitung-hitungan saya, kita memiliki 30.000 vaksinator, ditambah lagi kemarin saya mendapat laporan dari Panglima TNI dan Kapolri ada tambahan 9.000 vaksinator dari TNI dan Polri, artinya kita punya 39.000 vaksinator. Kalau 1 vaksinator bisa menyuntik 30 orang per hari, artinya dalam 1 hari seharusnya kurang lebih 1,2 juta orang bisa disuntik," kata Presiden menjelaskan.

Baca juga: Libur Imlek, 21.984 wisatawan berkunjung ke Gunung Kidul

Namun, Presiden Jokowi mengakui masalah utamanya adalah ketersediaan vaksin itu sendiri.

Presiden mengatakan bahwa ketersediaan vaksin tidak bisa dalam jumlah yang diinginkan dalam waktu sekarang ini.

"Kemarin kita mendapat 3 juta untuk prioritas pertama tenaga kesehatan sudah bisa diselesaikan. Ini keluar lagi 7 juta vaksin, minggu ini langsung dilakukan untuk pelayan dan pekerja publik baik itu guru, langsia, pekerja-pekerja di pasar, maupun pusat-pusat ekonomi," kata Presiden Jokowi.

Baru selanjutkan vaksinasi akan dilakukan terhadap masyarakat umum.

"Akan tetapi, sekali lagi vaksin di dunia ini menjadi rebutan 215 negara. Oleh sebab itu, kita akan berusaha terus agar ketersediaan vaksin itu secara berlankut setiap bulan. Kita sudah dapat komitmen 426 juta vaksin tetapi datangnya kapan? Ini yang masih jadi rebutan," ungkap Presiden.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021