Wellington (ANTARA) - Selandia Baru akan mendorong negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) menghapus bea masuk dan pajak terhadap barang-barang yang dibutuhkan dalam menanggulangi COVID-19.

Usulan itu akan disampaikan oleh Selandia Baru pada pertemuan tahunan APEC, yang tahun ini akan diselenggarakan secara virtual beberapa bulan ke depan.

"Kami ingin mengirim pesan bahwa pandemi seperti ini membutuhkan keikutsertaan seluruh warga dunia," kata Wakil Menteri Perdagangan dan Ekonomi Selandia Baru, Vangelis Vitalis

Vitalis nantinya akan memimpin pertemuan para pejabat senior (Senior Officials' Meeting) APEC 2021.

"Aktivitas dagang tidak akan menyelesaikan krisis, tetapi itu dapat membantu (penanganan masalah, red)," kata Vitalis.

Selandia Baru berjanji mengusahakan pengiriman obat-obatan, alat kesehatan, produk-produk kebersihan dan barang lainnya terkait penanganan COVID-19 antar 21 anggota APEC akan bebas pajak. Tidak hanya itu, Selandia Baru juga akan mendorong negara-negara anggota untuk memudahkan barang esensial itu melintas perbatasan.

Usulan itu hanya mungkin terwujud jika disetujui oleh menteri perdagangan negara-negara anggota pada pertemuan APEC tingkat menteri Mei 2021.

Beberapa anggota APEC pada tahun lalu pernah menyampaikan komitmen pihaknya akan membuka akses rantai pasok barang untuk produk-produk esensial, serta mencabut pembatasan untuk pengiriman barang penting seperti alat-alat kesehatan dan obat-obatan.

Namun sejak saat itu, belum ada langkah konkret untuk mewujudkan janji itu.

Sejauh ini, hanya Selandia Baru dan Singapura yang menghapus bea masuk untuk lebih dari 120 barang-barang esensial.

"Sungguh mengkhawatirkan karena hanya dua negara kecil yang melakukan langkah itu," kata Vitalis.

Selandia Baru berencana menyusun barang-barang dan jasa esensial terkait COVID-19 saat pertemuan tingkat menteri, tambah Vitalis.

Dalam wawancara yang sama, Vitalis juga mengatakan Selandia Baru akan meminta negara-negara anggota APEC memudahkan distribusi vaksin COVID-19 di bandar udara dan pelabuhan. Beberapa negara kecil, termasuk Selandia Baru, negara-negara kuat akan menimbun vaksin serta alat-alat kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berupaya menjamin ketersediaan vaksin untuk negara-negara miskin dan berkembang, tetapi kenyataannya banyak negara maju menimbun vaksin dan barang-barang esensial. Akibatnya, banyak negara miskin dan kecil bergantung pada negara-negara penimbun vaksin, terang Vitalis.

Selandia Baru mulai memvaksin para penjaga di perbatasan, Sabtu minggu lalu (20/2). Namun, sebagian besar warga kemungkinan dapat menerima vaksin pada semester kedua tahun ini.

Adanya berbagai varian COVID-19 sebagai hasil mutasi menunjukkan semua orang di dunia harus divaksin, bukan hanya sebagian dari mereka, terang Vitalis.

Meskipun saat ini bea masuk vaksin relatif rendah, jumlah pajak yang dikenakan untuk jarum suntik, jarum tusuk, dan sarung tangan masih cukup tinggi. Padahal, peralatan itu dibutuhkan saat vaksinasi.
Baca juga: Selandia Baru suntik para vaksinator sebelum program massal dimulai
Baca juga: Tuan rumah Selandia Baru siapkan platform virtual KTT APEC 2021


Sumber: Reuters

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021