Uni Emirat Arab adalah hub bagi Kawasan Teluk dan Timur Tengah. Sebagai pasar potensial, nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020 tercatat sebesar 89,42 juta dolar AS, atau meningkat 27,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan menyampaikan bahwa produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia siap menggebrak pasar Kawasan Teluk dan Timur Tengah, yang salah satunya digalakkan dengan keikutsertaan Indonesia pada pameran Gulfood 2021 di Dubai World Trade Centre, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 21—25 Februari 2021.

“Uni Emirat Arab adalah hub bagi Kawasan Teluk dan Timur Tengah. Sebagai pasar potensial, nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020 tercatat sebesar 89,42 juta dolar AS, atau meningkat 27,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kasan dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Kasan mengatakan, pasar mamin Indonesia di kawasan Teluk dan Timur Tengah berpotensi terus meningkat. Hal itu terlihat pada peningkatan nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020.

Gulfood merupakan pameran tahunan bergengsi dan bertaraf internasional terbesar di UEA. Pada 2020, pameran ini diikuti 5.000 peserta dari 120 negara dan dikunjungi 92.902 pengunjung/buyer dari 186 negara.

Sekitar 59 persen pengunjung berasal dari Amerika dan Asia, sementara sisanya adalah pengunjung lokal. Pada gelaran tahun ini, sebanyak 15 perusahaan Indonesia turut berpartisipasi.

“Meskipan pandemi belum sepenuhnya berakhir, Kemendag ingin memanfaatkan momen awal tahun dan menjelang gelaran Expo 2020 Dubai untuk menggebrak pasar produk mamin unggulan Indonesia yang dapat berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor di Kawasan Teluk dan Timur Tengah,” kata Kasan.

Mengusung tema “Trade with Indonesia”, Paviliun Indonesia menempati Zona World Food Hall Syeikh Rashid. Paviliun Indonesia itu merupakan hasil kerja sama Ditjen PEN dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai dan Konsulat Jenderal RI di Dubai.

Dari 15 perusahaan Indonesia yang berpartisipasi pada pameran ini, Pavilun Indonesia menampilkan 10 perusahaan yang difasilitasi Kemendag.

Perusahaan tersebut yakni PT Monde Mahkota Biskuit (biscuit dan wafer), Cahaya Kencana (makanan ringan), PT Niramas Utama (olahan nata de coco), PT Sinar Sosro (teh olahan), Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (kopi), CV Mahorahora Bumi Nusantara (rempah-rempah), Regal Springs (produk perikanan), PT United Family Food (permen), Maher Indonesia Group (minyak kelapa dan gula kelapa), dan Fruta Agonas (buah segar).

Selain itu, ada dua perusahaan mengikuti pameran secara mandiri di Paviliun Indonesia, yaitu PT Nison Indonesia (makanan kaleng) dan PT AK Goldenesia (kelapa sawit).

Sedangkan tiga perusahaan lainnya, berada di Zona Fats and Oils Hall Za’abeel. Perusahaan tersebut yaitu PT ICC Indonesia, PT Multi Commodity Indonesia, dan PT Sri Makmur Abadi.

“Melalui promosi dagang ini, diharapkan dapat menggaungkan partisipasi Indonesia pada Expo 2020 Dubai sehingga berperan maksimal dalam menjangkau negara-negara di k awasan Teluk dan Timur Tengah,” kata Kasan.

Dalam lima tahun terakhir (2016—2020), tren ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA tumbuh sebesar 6,23 persen.

Ekspor komoditas tersebut pada 2020 mencapai 89,42 juta dolar AS. Lima produk makanan olahan yang diekspor ke UEA dengan nilai tertinggi selama periode tersebut adalah kakao, ekstrak kopi, rempah, minyak sayur, dan kembang gula.

Sementara pada 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke UEA mencapai 1,23 miliar dolar AS. Lima produk ekspor Indonesia ke UEA dengan nilai tertinggi pada periode tersebut, yaitu kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, kendaraan, baja, serta telepon genggam.

Baca juga: Ekspor masih positif, Gapmmi dorong UKM pangan ambil peluang

Baca juga: Ekspor makanan-minuman ke AS naik 18,3 persen

Baca juga: Standar keamanan produk perluas ekspor mamin

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021