Pihak Masjid Istiqlal tidak ingin estafet keilmuan para ulama itu berhenti tanpa ada pengganti.
Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin mengatakan pihaknya menginisasi estafet keilmuan ulama besar Indonesia melalui Majelis Mudzakarah Masjid Istiqlal (M3I).

"Sudah saatnya kita ada 'takhassus' pengaderan ulama agar ada ulama dengan kapasitas seperti para pendahulu," kata Nasaruddin lewat saluran daring yang dipantau dari Jakarta, Senin, dalam rangka Milad Ke-43 Masjid Istiqlal.

Mantan Wakil Menteri Agama itu menyebutkan sejumlah ulama Indonesia dengan kapasitas keilmuan yang tinggi telah banyak yang wafat. Sementara itu, estafet dan regenerasi keilmuan mereka belum berlanjut, bahkan cenderung terancam terputus.

Baca juga: YMSM wakafkan 3 ribu Al Quran ke Istiqlal

Ia mengatakan bahwa Masjid Istiqlal tidak ingin estafet keilmuan para ulama itu berhenti tanpa ada pengganti. Dengan begitu, Majelis Mudzakarah yang dipimpin K.H. Quraish Shihab itu hadir sebagai upaya meregenerasi ulama dengan mempertahankan tingkat keilmuan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Nasaruddin mengatakan bahwa Quraish Shihab akan bersama 20 tokoh lainnya akan mengupayakan regenerasi ulama berkaliber dengan keilmuan tinggi serta sesuai dengan tuntutan zaman.

Kegiatan tersebut, kata dia, akan menggandeng Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) sehingga majelis tersebut bisa memiliki jaminan akreditasi akademik setingkat magister (S-2) dan doktor (S-3).

"Hal ini didasari ulama senior yang berwibawa satu per satu meninggalkan kita. Sementara itu, pergantiannya sangat lamban. Di beberapa tempat kita ditinggalkan ulama berkaliber itu," katanya.

Baca juga: Istiqlal akan adakan pendidikan kader ulama perempuan

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021