Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kelompok Studi Ornithology dari mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jember (Unej) ikut berpartisipasi dalam kegiatan Asian Waterbird Cencus (AWC) Indonesia 2021 yang merupakan kegiatan monitoring burung pantai Indonesia dan pendataan burung air.

"Kegiatan itu menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung air serta lahan basah sebagai habitatnya dengan melibatkan para sukarelawan," kata dosen Pendidikan Biologo Unej Abdu Rohman dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.

AWC merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global, yaitu kegiatan tahunan dilakukan setiap minggu ke-2 dan ke-3 Januari setiap tahunnya.

AWC Indonesia adalah sensus burung air Asia yang dilaksanakan di Indonesia yang bertujuan untuk mendukung pemutakhiran data serta peningkatan kapasitas dan penyadartahuan publik tentang nilai penting burung air dan habitatnya di Indonesia.

"Data dan informasi tersebut kemudian digunakan sebagai rujukan estimasi populasi burung air secara global maupun untuk keperluan pengelolaan di tingkat nasional/lokal, tidak kurang dari 5 juta km2," katanya.

Status sejumlah 871 jenis burung air kemudian dikaji secara ilmiah untuk menentukan kegiatan pengelolaannya. Di Indonesia, data mengenai populasi digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan beberapa taman nasional penting, penentuan lokasi penting untuk Konvensi Ramsar dan East Asian Australasian Flyway Partnership serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi.

Dalam monitoring itu tercatat beberapa jenis burung air, seperti dara laut biasa (Sterna hirundo), dara laut kecil (Sternula albifrons) dara laut jambul (Thalasseus bergii), trinil pantai (Actitis hypoleucos), cerek jawa (Charadrius javanicus), kuntul karang (Egretta sacra), kuntul kecil (Egretta garzetta), blekok sawah (Ardeola speciosa).

Selain itu terdapat jenis burung lain yang teramati, di antarannya cekaka sungai, raja udang meninting, merbah cerucuk, layang-layang asia, walet linci, bondol jawa, cinenen kelabu.

"Kehadiran jenis dan jumlah burung air tahun ini lebih sedikit dari tahun sebelumnya karena beberapa faktor yang membuat kehadiran burung di lokasi itu lebih sedikit," katanya.

Ia mengatakan tingginya aktivitas di sekitar area persinggahan burung pantai seperti lalu lalang kapal nelayan, pencari ikan dengan menjaring di sepanjang muara.

Kemudian pencari ikan di pantai juga membuat adanya gangguan terhadap kehadiran burung air di sekitar pesisir pantai selatan Puger, Getem, kemudian ditambah adanya aktivitas wisata baru di Pantai Cemara oleh wisatawan lokal yang berdatangan.

Pada tahun 2021, kegiatan citizen science AWC Indonesia berkolaborasi dengan kegiatan Monitoring Burung Pantai Indonesia (MoBuPi) serta secara bersama-sama diselenggarakan oleh Yayasan Lahan Basah/Wetlands International Indonesia, Yayasan Ekologi Satwa Alam Liar Indonesia, Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, dan Burungnesia.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021