Terjadi peningkatan pencarian untuk 'meditasi', 'podcast', 'meme', hingga 'tanaman rumah' dan 'hewan peliharaan'
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi Google merilis data soal pencarian yang paling banyak dicari selama pandemi COVID-19 atau tahun 2020, di mana masyarakat Indonesia banyak mencari soal kesehatan fisik maupun mental di masa pandemi.

"Masyarakat lebih self aware untuk tingkatkan kualitas hidup, kesehatan mental dan fisik. Kata kunci tentang kesehatan mental naik 70 persen, dan self care 45 persen. Namun, kepedulian mereka ke hal yang lebih luas lagi seperti rasisme juga naik 40 persen, dan gender equality naik 25 persen," kata Head of Large Customer Marketing Google Indonesia Muriel Makarim, dalam jumpa pers daring, Selasa.

Lebih lanjut, Muriel mengatakan bahwa minat terkait kesehatan meningkat akibat pandemi, tetapi yang menarik adalah pertumbuhan minat terhadap pemeliharaan kesehatan secara proaktif maupun preventif.

Baca juga: Google luncurkan program Keluarga Tangkas Berinternet

Selama 2020, penelusuran “rapid test”, “swab test”, “serology test”, dan “antigen” bertumbuh pesat, seiring orang Indonesia mencari informasi tentang berbagai cara tes COVID-19.

Sebanyak 650 persen lonjakan kueri penelusuran terkait “cara mencuci tangan yang benar” seiring dengan peningkatan kesadaran akan kebersihan diri. Lalu, terjadi peningkatan penelusuran untuk kata kunci "menjaga kesehatan" sebesar 160 persen.

Pertumbuhan year-on-year penelusuran “hitung langkah” dibanding 65% di tahun sebelumnya. Dan terjadi kenaikan year-on-year penelusuran “sepeda”, karena orang menjadi kian proaktif dalam menjaga kesehatan dan ingin menghindari moda transportasi umum.

Masyarakat Indonesia juga banyak mencari cara untuk membantu komunitas masing-masing dan hal-hal besar. Ada peningkatan besar dengan kata kunci "menyumbangkan" sebesar 150 persen. Lalu, kata kunci tentang tenaga medis juga naik, dan ada pula pencarian soal "buatan Indonesia" naik 95 persen.

Baca juga: Google meriahkan Valentine dengan Doodle bentuk hati

Lebih lanjut, Muriel mengatakan bahwa masyarakat Indonesia juga banyak mencari informasi seputar kegiatan anak di rumah, yang meningkat pencariannya sebesar 330 persen. Sementara, "e-learning" juga menunjukkan peningkatan sebesar 180 persen.

Dengan terbatasnya pilihan hiburan dan rekreasi serta permasalahan yang dihadapi banyak orang dalam kehidupannya, masyarakat Indonesia juga mencari cara lain untuk bersantai.

"Terjadi peningkatan pencarian untuk 'meditasi', 'podcast', 'meme', hingga 'tanaman rumah' dan 'hewan peliharaan'," jelas Muriel.

Hal lain yang dicari oleh masyarakat adalah soal perencanaan masa depan. Masyarakat Indonesia mencari cara untuk meningkatkan keterampilan dan usaha, dan semakin ingin tahu tentang produk finansial.

Baca juga: Microsoft, Google cs hentikan sementara donasi politik

Pandemi juga telah menjadi panggilan untuk menjalani gaya hidup sehat. Untuk merasa tenang, banyak orang mulai mencari cara untuk menyiapkan masa depan dan mengurangi risiko dalam hidup, serta mencari dukungan dari brand dalam prosesnya.

Orang-orang melindungi dan memperkuat prospek ekonomi mereka dengan meningkatkan keterampilan. Beberapa hal yang banyak dicari dan mengalami peningkatan antara lain "cara membuat aplikasi" (20 persen), "online course" (35 persen), "data science" (40 persen), dan "digital marketing" (35 persen).

"Masyarakat juga menambah pengetahuan tentang keuangan. Ada 20 persen kenaikan year-on-year dalam kueri penelusuran terkait 'cara membuka online banking', dan ada 60 persen lonjakan year-on-year terkait 'apa dana darurat'," kata Muriel.

Baca juga: Google lanjutkan iklan politik di AS

Baca juga: Google ganti nama G Suite for Education

Baca juga: Google Doodle kenang Marie Thomas, dokter perempuan pertama Indonesia

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021