Ada dua santri asal Desa Dukuh Mencek yang menjadi korban longsor di Pamekasan
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Jenazah tiga santri korban tanah longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Kabupaten Pamekasan, Madura, dimakamkan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu petang.

Empat santri yang menjadi korban tanah longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah berasal dari Kabupaten Jember yakni tiga korban meninggal dunia dan satu korban yang mengalami luka-luka.

Jenazah Santi (14) dan Nur Azizah (13) dibawa ke rumah duka di Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, yang kebetulan kedua santri tersebut masih satu kerabat keluarga, sedangkan jenazah Siti Komariyah (17) dibawa ke rumah duka di Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe.

Baca juga: Empat santri korban longsor di Pamekasan berasal dari Jember

"Ada dua santri asal Desa Dukuh Mencek yang menjadi korban longsor di Pamekasan yakni Santi dan Nur Azizah," kata Kepala Desa Dukuh Mencek Nanda Setiawan di Jember.

Setelah tiba di rumah duka di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, kedua jenazah langsung dimandikan dan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka.

Kedua santri dimakamkan berdampingan di TPU setempat karena keduanya juga masih dalam satu keluarga dan keluarga ikhlas menerima musibah tersebut.

Baca juga: Lima orang santri meninggal dunia akibat tebing longsor

"Kami sangat terkejut mendapatkan informasi bahwa Santi dan Nur Azizah meninggal karena longsor di pesantren, namun keluarga sudah ikhlas," kata paman korban, Mukhlis.

Menurutnya, Santi kelas 3 SMP dan sudah berada di pondok pesantren selama tiga tahun, sedangkan Nur Azizah baru satu tahun mondok di sana.

"Setelah lulus dari SD Dukuh Mencek 4, Nur Azizah memilih untuk menimba ilmu di Ponpes An-Nidhomiyah, mengikuti jejak Santi yang lebih dulu mondok di sana," tuturnya.

Baca juga: Laut Jawa waspada gelombang tinggi dampak bibit siklon tropis

Ia mengatakan, pihak keluarga tidak menyangka kalau kedua keponakannya menjadi korban bencana alam longsor di pesantren, namun pihak keluarga hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima takdir tersebut.

Sebelumnya bencana alam tebing longsor menimpa Pondok Pesantren An-Nidhomiyah asuhan KH Muhedi terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB akibat hujan deras yang terjadi di kawasan setempat sejak pukul 00.30 WIB.

Tiba-tiba tebing setinggi sekitar 7 meter di samping pondok pesantren longsor dan menimpa dua kamar pondok putri yang ditempati tujuh orang.

Bencana alam tersebut menyebabkan lima orang santri meninggal dunia, satu orang mengalami luka-luka dan satu orang lainnya selamat.

Baca juga: BMKG minta masyarakat Jabodetabek-Jawa bagian barat siaga banjir

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021