Porang menjadi salah satu bentuk kekayaan tanaman kita
Surabaya (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengajak masyarakat untuk memanfaatkan tanaman porang atau sejenis tanaman umbi yang bisa tumbuh di wilayah tropis dan subtropis, untuk membantu peningkatan ekonomi.

"Di Indonesia, tanaman ini tumbuh secara liar karena masih jarang dikenal, sehingga tidak ada upaya budi daya. Padahal potensi tanaman ini sangat luar biasa dan seharusnya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian," kata La Nyalla, saat reses dan berkunjung ke Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu.

La Nyalla menjelaskan, porang mengandung beberapa zat seperti glucomannan yang penting sebagai bahan baku industri dan sumber karbohidrat dan memiliki khasiat bagi kesehatan.

"Tidak itu saja, kandungan tanaman porang bisa dimanfaatkan menjadi pengental pada makanan seperti sirop, es krim, dan juga agar-agar, bahan obat-obatan serta industri. Dari sini bisa kita lihat jika porang sangat menjanjikan," katanya pula.

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu menambahkan, maraknya informasi terkait tanaman ini membuat petani mulai melirik karena nilai ekonominya yang tinggi.

"Porang menjadi salah satu bentuk kekayaan tanaman kita. Tapi, Indonesia masih memiliki banyak tanaman yang tumbuh liar yang memerlukan penelitian, sehingga kita tahu manfaat tanaman atau keanekaragaman hayati yang kita miliki," ujarnya.

Senator asal Jawa Timur itu pun berharap kekayaan alam yang dimiliki Indonesia bisa dieksplorasi kegunaannya dan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

La Nyalla dalam kunjungan itu, juga menyinggung pentingnya Indonesia serius mendalami etnobotani atau budaya, pengetahuan lokal, kearifan lokal yang memiliki sifat unik/khas berbasis pengetahuan tentang tumbuhan sebagai penunjang kehidupan (obat, pangan, energi dan advance material), hal ini seperti yang dilakukan Tiongkok dan Korea Selatan.

“Artinya semakin kaya biodiversitas yang dimiliki suatu wilayah, ya semakin kaya wilayah tersebut dengan potensi pangan, obat dan advance material. Bayangkan potensi yang dimiliki kepulauan nusantara itu sebenarnya. Dan sudah ada sejarahnya, kita jaya dengan rempah-rempah, itu semua basisnya etnobotani,” ujar La Nyalla.

Ironisnya, saat ini WHO malah merujuk Tiongkok dan Korsel sebagai negara pengembang produk pertanian dan tanaman herbal serta obat-obatan berbasis hasil bumi.

"Padahal awalnya, Korsel mengembangkan industri fitofarmaka dengan pendampingan dari BPOM kita, karena level badan pengawasan obat dan makanan kita yang sudah diakui dan ditugaskan oleh WHO," katanya lagi.
Baca juga: Petani Bangka Tengah membudidayakan tanaman porang
Baca juga: Diminati pasar ekspor, Mentan dorong budi daya tanaman porang

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021