Jakarta (ANTARA) - Bank Negara Indonesia (BNI) mengungkapkan keuntungan yang didapat saat memakai penyedia platform data warehouse multi-cloud atau juga disebut Data Warehousing platform dari Teradata untuk mengelola bisnisnya.

"Kami menampung data yang dapat terintegrasi itu sebagai sebuah sistem. Dengan adanya sistem itu pencarian data lebih mudah, pengisian laporan lebih baik, dan juga lebih cepat dalam memberikan informasi untuk mendukung bisnis," kata SVP Learning Consulant Bank BNI Sigit Eri Soelistianto dalam konferensi pers daring bersama Teradata terkait pemanfaatan data terintegrasi, Rabu.

Adapun dua layanan yang digunakan BNI dari Teradata, perusahaan asal Amerika adalah Enterprise Warehouse Data untuk menyimpan berbagai jenis data secara digital serta Financial Services Logical Data Model.

Pria yang sebelumnya berperan sebagai SVP Manajemen Data dan Analitik Bank BNI itu pun mengatakan sejak 2012 setelah penggunaan sistem terintegrasi itu berjalan, bank milik negara itu menjadikan data-data yang ada sebagai acuan dalam mengambil keputusan bisnis perusahaan.

Baca juga: BNI pangkas suku bunga kredit untuk dukung pemulihan ekonomi

Hal itu terjadi karena dengan keseluruhan data yang terintegrasi, terdapat hanya satu acuan data yang bisa dipercaya atau dikenal dengan istilah Single Source of Truth.

"Seluruh data pelanggan, data produk, data transaksi tercakup dalam gudang data tadi. Itu dilakukan update harian yang berkesinambungan. Jadi secara keseluruhan data yang ada di kami ini jadi satu-satunya referensi yang akhirnya dipakai untuk membuat suatu keputusan bisnis," ujar Sigit.

Sigit merasa dengan memanfaatkan layanan dari Teradata dapat membuat pekerjaan khususnya di dunia perbankan lebih efektif.

"Jadi kalau dulu dari banyak divisi, ada banyak bentuk laporan. Kalau saat ini dengan adanya enterprise warehouse data dan juga ada analisisnya, semua cukup di satu tempat. Board Of Director (BOD) pun hanya percaya angka kalau keluar dari divisi kita," ujar Sigit.

Ia mengaku tak kuatir terkait keamanan atau pun ancaman kebocoran data. Hal itu karena ia memercayakan tim IT BNI untuk menjaga keamanan data digital nasabah dan perusahaan.

Di samping itu Teradata juga menyiapkan sistem gudang data cadangan bernama Disaster Recovery System yang memastikan keamanan data BNI dapat terlindungi.

Baca juga: BNI bantu UMKM bertahan imbas pandemi

"Jika ada hal-hal yang tidak diinginkan dalam sistem utama kami. Maka kami tetap bisa melakukan layanan kepada pelanggan dan juga bisnis kami. Tentunya dengan mengaktifkan data dalam gudang data cadangan kami itu," kata Sigit.

Ia berharap nantinya, BNI dapat menggunakan layanan cloud atau komputasi awan dari Teradata secara sepenuhnya sehingga layanan baik bagi pelanggan dan juga bisnis dapat dikerjakan dengan lebih efisien.

"Teknologi cloud saat ini menjadi standar perkembangan teknologi. Ini kami mempelajarinya sembari menunggu regulasi karena saat ini masih belum banyak yang menginginkan teknologi cloud. Pada saatnya nanti kami berharap benar-benar bisa sepenuhnya menggunakan teknologi sistem cloud ini," kata Sigit.

Baca juga: BNI dan Satgas COVID-19 sosialisasi penanganan limbah masker

Baca juga: UKM tetap bisa ekspor di kala pandemi

Baca juga: BNI sempurnakan pengelolaan Kartu Tani 2021

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021