Wujud kontribusi Kemhan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri
Jakarta (ANTARA) -
Pengadaan dua kapal angkut tank yang baru diluncurkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, di Batam, Rabu (3/3), merupakan wujud kontribusi Kementerian Pertahanan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan (inhan) nasional.
 
Dua Kapal Angkut Tank AT-8 dan AT-9 itu merupakan hasil kerja sama Kemhan dengan industri pertahanan dalam negeri PT Bandar Abadi Ship Builders and Dry Docks.
 
"Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan wujud kontribusi Kemhan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri," kata Sekjen Kemhan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan RI Marsda TNI Yusuf Jauhari, saat peluncuran kapal itu, di Batam, seperti dikutip dalam siaran persnya, Kamis.
 
Pada akhirnya, lanjut dia, dapat meningkatkan laju perekonomian bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia, khususnya untuk melewati masa krisis resesi dunia dan kontraksi ekonomi nasional akibat pandemi global COVID-19.
 
"Karenanya, saya mengharapkan agar industri pertahanan dalam negeri, dalam hal ini galangan kapal nasional dapat meningkatkan kemampuan untuk mampu berkompetisi di pasar global melalui peningkatan kapasitas produksi, manajemen serta teknologi modern, agar mampu bersaing dengan kompetitor luar negeri," ujar Marsdya Donny.
 
Dia juga mengharapkan kedua kapal itu, akan meningkatkan performa pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Laut.
 
Karena itu, Donny meminta agar kapal-kapal pengangkut tank dapat diisi oleh sumber daya manusia yang tangguh dan terseleksi melalui tata kelola sumber daya manusia yang baik.
 
"Sehingga pengoperasian sekaligus perawatan kapal ini dapat dilakukan secara optimal, disertai dengan manajemen yang tepat agar dapat menjalankan fungsi pangkalan dengan baik dalam hal pemeliharaan serta perawatan, sehingga kapal-kapal angkut tank ini dapat beroperasi secara berkesinambungan," katanya pula.
 
Kedua kapal angkut tank produksi PT Bandar Abadi tersebut diberi nama KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527.
 
KRI Teluk Weda diambil dari nama sebuah teluk yang terletak di Halmahera Tengah, Kecamatan Weda Tengah, Maluku Utara terkenal akan keindahan taman bawah laut yang menakjubkan dengan kehidupan ikan yang melimpah salah satunya spesies hiu kaki langka.
 
Sedangkan KRI Teluk Wondama diambil dari nama teluk yang terletak di daerah Kepala Burung Papua yang merupakan surga terapung di sebelah Raja Ampat.
 
Menanggapi penamaan itu, perwira tinggi peraih Adhi Makayasa Akademi Angkatan Udara Tahun 1988 ini, kegiatan penamaan dan peluncuran kapal merupakan salah satu milestone pembangunan kapal yang menandai pertama kalinya kapal berada di air, sehingga menjadi tradisi angkatan laut seluruh dunia untuk mengacarakannya.
 
Dia pun mengapresiasi penyelesaian pembangunan kedua kapal angkut yang hanya memakan waktu selama 22 bulan dari 30 bulan waktu yang dibutuhkan.
 
Menyampaikan pesan tertulis Sekjen Kemhan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto, Kabaranahan Kemhan RI Marsda TNI Yusuf Jauhari menjelaskan pentingnya bagi Indonesia sebagai "archipelagic state" guna memperkuat kemampuan dalam mengamankan wilayah perairannya yang sangat luas melalui penambahan alutsista kapal secara bertahap hingga memenuhi jumlah proporsional yang dibutuhkan.
 
Memenuhi target Renstra-III Minimum Essential Force (MEF), Sekjen Kemhan yakin bahwa pembangunan kapal angkut tank merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan pertahanan negara pada umumnya dan kekuatan TNI AL.
 
"Sesuai dengan perencanaan strategis yang telah ada, peluncuran kapal angkut tank tersebut bertujuan memenuhi jumlah minimal kapal yang bisa dioperasikan dalam mendukung pemenuhan tugas," ujarnya.
Baca juga: Kasal luncurkan kapal angkut tank untuk penuhi MEF III
Baca juga: TNI AD diperkuat kapal pendarat ADRI-1
 
Acara peluncuran kapal ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Kasal Laksamana TNI Yudo Margono didampingi Kabaranahan Kemhan RI Marsda TNI Yusuf Jauhari, dan Komisaris PT Bandar Abadi, Stanly Rojali, dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara.
 
Sedangkan prosesi Shipnaming (Penamaan) KRI AT-8 dan AT-9 diawali dengan pemotongan pita kendi oleh Vero Yudo Margono selaku ibu kandung kapal yang didampingi oleh Sjeicha Yusuf Jauhari beserta Direktur PT Bandar Abadi Marslina Simanjuntak yang dilanjutkan dengan peluncuran KRI Teluk Wondama-527.
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021