Obesitas dan kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19 di masa pandemi.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Dr. Dhian Dipo menuturkan adanya kecenderungan peningkatan kelebihan berat badan dan obesitas di masa pandemi COVID-19 ini.

Hal itu karena aktivitas fisik cenderung menurun akibat bekerja dari rumah (work from home) serta meningkatnya konsumsi makanan siap saji.

"Peningkatan konsumsi makanan siap saji artinya akan terjadi peningkatan asupan gula, garam dan lemak," kata Dr. Dhian di acara seminar daring bertajuk "Cerdas Baca Label Kemasan, Hindari Risiko Obesitas" di Jakarta, Kamis.

Selanjutnya obesitas dan kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19 di masa pandemi. Pasalnya obesitas akan menyebabkan kemampuan sistem peredaran darah dan pernapasan membagikan oksigen (kardiorespirasi) menurun dan terjadinya hiperreaktivitas imunitas sehingga meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19.

Baca juga: Makanan siap saji dan olahan tingkatkan obesitas dan kematian

Dhian berujar Kementerian Kesehatan terus berupaya melakukan langkah untuk menurunkan tingkat obesitas masyarakat Indonesia di antaranya dengan mengampanyekan gizi seimbang dan aktivitas fisik, mempromosikan membaca tabel gizi pada produk makanan dan merekomendasikan kebijakan sistem pangan dengan mengurangi asupan gula, garam, lemak (GGL), mengurangi porsi makanan dan meningkatkan konsumsi gizi seimbang.

"Mencegah obesitas di masa AKB (adaptasi kebiasaan baru) dengan konsumsi gizi seimbang, membiasakan baca tabel gizi, melakukan gaya hidup sehat dan menerapkan 3M, maka akan meningkatkan imunitas sehingga kita tidak kuatir lagi dengan virus COVID-19," tutur Dhian.

Edukasi dalam mewujudkan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) ini sebagaimana Inpres Nomor 1 Tahun 2017 serta Permenkes 41 Tahun 2014.

Baca juga: Ahli gizi : Waspadai potensi obesitas saat pandemi COVID-19

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021