Jakarta (ANTARA) - Perusahaan jasa pertambangan PT Ulima Nitra Tbk resmi menjadi perusahaan tercatat pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO secara elektronik (e-IPO).

"Perseroan bangga menjadi perusahaan pertama yang sukses dan berhasil menjalankan sistem bookbuilding dan IPO secara elektronik di Indonesia. Seluruh dana segar yang diperoleh selanjutnya akan digunakan seluruhnya untuk mendanai kebutuhan modal kerja perseroan," kata Direktur Bisnis PT Ulima Nitra Tbk Ulung Wijaya di Jakarta, Senin.

Emiten berkode saham UNIQ tersebut 300 juta lembar saham baru atau setara dengan 9,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp118 per saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul adalah sebesar Rp35,4 miliar.

Pada IPO tersebut, perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi perjanjian utang dengan opsi konversi senilai Rp40 miliar yang dilaksanakan pada tanggal penjatahan atau seluruhnya setara dengan 10,8 persen dari seluruh total modal disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dan konversi utang. Sehingga total peningkatan modal yang terkumpul adalah sebesar Rp74,5 miliar.

Dana tersebut, lanjut Ulung, antara lain untuk membiayai kebutuhan bahan bakar, biaya perawatan (service ringan) & spare parts, dan lain-lain guna mendukung kegiatan operasional perusahaan seperti biaya mess, makan karyawan dan perjalanan dinas, dan kebutuhan operasional lainnya, mengingat bisnis perseroan yang terbilang padat sumber daya manusia.

Ulung juga menyatakan keyakinannya terhadap prospek usaha jasa pertambangan dan penyewaan alat berat pertambangan di tahun-tahun mendatang, sebagai dampak dari pemulihan ekonomi dunia dan mulai stabilnya harga komoditas dunia.

Selain itu, perseroan juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham dalam program Employee Stock Allocation (ESA).

Direktur Utama PT Ulima Nitra Tbk Burhan Tjokro mengatakan, Program ESA tersebut bertujuan untuk memberikan insentif dan meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap perseroan serta memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dalam mendukung operasional dan ekspansi perusahaan.

"Terlepas dari kondisi global maupun dalam negeri yang sedang mengalami tekanan akibat ancaman COVID-19, proses bookbuilding dan penawaran umum telah berjalan dengan lancar. Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO perseroan tersebut menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha perseroan," ujar Burhan.

Selain mampu mencatatkan sahamnya di papan utama, saham UNIQ juga masuk dalam daftar efek syariah yang dikeluarkan oleh OJK,

Pada perdagangan perdananya, saham UNIQ terpantau naik 41 basis poin menjadi Rp159 per saham atau menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) 35 persen.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021