Kami menggunakan situasi kompetitif ini untuk mengenalkan program yang memungkinkan perempuan mengejar ketertinggalan dan ini adalah salah satu yang terpenting
JAKARTA (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan lima strategi yang dilakukan pemerintah untuk mencapai kesetaraan finansial bagi perempuan.

“Pembangunan infrastruktur benar-benar dibutuhkan terutama untuk wilayah termiskin yang belum memiliki akses. Jadi kami meningkatkan anggaran agar dapat meningkatkan infrastruktur untuk koneksi internet,” kata Menkeu saat menjadi pembicara pada Women’s World Banking virtual conference “Call to Action : Reaching Financial Equality di Jakarta, Senin.

Sri Mulyani menyebutkan pembangunan infrastruktur dibutuhkan karena wilayah geografis Indonesia besar dan untuk menciptakan kesetaraan tentu dibutuhkan akses yang sama.

Sedangkan strategi kedua, lanjut dia, mengalihkan program yang telah ada ke digital seperti program subsidi sosial yang ditransfer langsung ke rekening penerima.

Strategi ketiga adalah membangun tanggung jawab ekosistem dengan mengenali konsumen dan menerapkan pemindai kode batang atau kode QR

“Melalui cara ini, kenali pelanggan kemudian sistem QR yang disediakan oleh Bank Indonesia, lalu privasi perlindungan data,” tambah Menkeu.

Selain itu, pemerintah juga memberikan literasi finansial agar para perempuan dapat memahami digitalisasi.

Sedangkan strategi terakhir yang menurut Menkeu paling penting adalah menyiapkan kerangka hukum.

“Kerangka hukum yang disesuaikan dengan tantangan digital dan keamanannya. Saya rasa ini sangat penting terutama untuk perlindungan data konsumen karena kita melihat begitu banyak korban akibat digitalisasi,” ungkapnya.

Di sisi lain, Menkeu mengakui bahwa perempuan kesulitan mengakses permodalan baik dari perbankan maupun lembaga keuangan apalagi di masa pandemi COVID-19. Belum lagi tak sedikit perempuan yang belum melek finansial dan tak paham cara memanfaatkan teknologi digital.

Karenanya pemerintah juga memberikan kemudahan kepada pemilik usaha mikro untuk mengakses modal dengan tingkat bunga rendah dengan jumlah klien mencapai 28 juta meningkat dibanding sebelumnya 15 juta orang.

“Kami menggunakan situasi kompetitif ini untuk mengenalkan program yang memungkinkan perempuan mengejar ketertinggalan dan ini adalah salah satu yang terpenting,” pungkasnya.

Baca juga: Menkeu : Teknologi digital beri kesempatan para difabel bekerja
Baca juga: Menkeu: Kesetaraan gender melalui peningkatan kompetensi diri

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021