Jakarta (ANTARA) - Album "Mata Dewa" rupanya menjadi titik balik Iwan Fals sebelum akhirnya memantapkan hati untuk meniti karir menjadi musisi.

Iwan Fals menceritakan lagu yang digarap bersama Setiawan Djody itu sempat membuatnya membatalkan tur konser di 100 kota pada tahun 80-an.

"Tapi ya hikmahnya besar dari album "Mata Dewa" ini saya lebih yakin lagi untuk menata hidup, memilih musik sebagai jalan hidup gitu," ujar Iwan dalam Media Gathering daring perilisan Piringan Hitam Album "Mata Dewa", Selasa.

Baca juga: Disebut sebagai legenda, Iwan Fals sempat beban

Baca juga: Iwan Fals canggung rayakan ulang tahun

Iwan menceritakan meski sebelumnya ia juga sudah terkenal oleh karya lainnya seperti "Guru Oemar Bakrie" rupanya "Mata Dewa" benar- benar memantapkan dirinya mengambil jalan hidup untuk bermusik.

Hal itu dikarenakan banyak pihak yang dirugikan usai tur 100 kota untuk album "Mata Dewa" dibatalkan.

"Itu melibatkan banyak orang, dibatalin tur kayak gitu. Gimana coba? 300 orang sudah siap- siap, tau- taunya dibatalkan. Wah begitu serius musik ya, sampai akhirnya menutup rejeki orang," ujar Iwan.

Meski mengalami kegagalan membuat konser tur 100 kota, namun hal itu rupanya menginspirasi Iwan Fals untuk lebih banyak berkarya.

Dari situ ia pun banyak menghasilkan album- album terkenal lainnya seperti Swami I, Swami II, Kantata Takwa hingga Kantata Samsara.

Oleh karena itu Iwan berharap di tengah pandemi COVID-19, kehadiran piringan hitam album "Mata Dewa" yang dirilis tepat di hari Musik Nasional 2021 dan didistribusikan oleh Musica Studios itu dapat menemani dan menghibur penggemarnya.

Diharapkan dengan adanya perilisan piringan hitam untuk karya yang mengubah hidup Iwan Fals itu dapat memenuhi kerinduan para penggemar musik dalam bentuk rilisan fisik.

"Mata Dewa" ” juga dapat dinikmati penggemar lewat platform digital seperti Spotify, Apple Music, Joox, Langit Musik, Youtube Music, Noice dan Resso.

Baca juga: Iwan Fals rilis piringan hitam "Mata Dewa" rayakan Hari Musik Nasional

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021