Setelah tes fisik, dilanjutkan tes untuk mengukur kecepatan reaksi tangan dan kecepatan reaksi kaki atlet
Makassar (ANTARA) - Seratusan atlet beserta pelatih dan ofisial dari 12 cabang olahraga yang tergabung dalam kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua di Sulawesi Selatan menjalani pemeriksaan fisik, kesehatan serta psikologi di Kantor KONI Sulsel.

Ketua panitia tes atlet, Syamsuddin Umar di Makassar, Selasa, mengatakan, pemeriksaan fisik yang dilaksanakan ini berbeda dengan tes fisik sebelumnya yang digelar pada Desember 2020.

"Ini masih rangkaian tes dan ada beberapa tes. Tes sebelumnya itu bulan Desember tahun lalu dan hari ini hingga hari Kamis (11/3) masih akan dilaksanakan tes untuk seluruh atlet, pelatih dan ofisial," ujarnya.

Baca juga: KONI Papua evaluasi hasil tes kebugaran atlet PON

Adapun jumlah atlet yang mengikuti serangkaian tes yang dimulai sejak Selasa (9/3) itu yakni sebanyak 93 orang atlet, 17 pelatih, empat asisten pelatih dan 4 mekanik dari 12 cabang olah raga.

Syamsuddin Umar mengatakan, atlet mulai berdatangan sekitar pukul 08.00 Wita, dengan menjalani protokol kesehatan COVID-19 secara ketat, di mana panitia tes membagikan masker bagi peserta tes yang tidak membawa masker.

Kemudian mengatur proses jalannya tes percabang olahraga dan berjarak. Berawal dari atlet dan pelatih anggar yang menjalani indeks bahasa tubuh seperti pengukuran suhu tubuh, mengukur tekanan darah, tinggi badan dan berlanjut tes kebugaran yang mengukur detak jantung dan nadi menggunakan EKG (elektrokardiogram).

Tes di ruangan kesehatan ini diakhiri dengan pemeriksaan deformitas yakni mengukur kemampuan tubuh organ vital pada lengan, siku, paha, lutut dan tungkai kaki.

Setelah mnenjalani tes kesehatan, atlet melanjutkan sejumlah tes tambahan pada tes fisik di mana atlet diwajibkan menjalani tes vertical jump (melompat lurus keatas) untuk mengukur kekuatan kaki yang dinilai dengan mengukur kemampuan lompatan.

Baca juga: Atlet PON Papua TC terpusat di Stadion Mandala

Kemudian, gerakan melempar dan menangkap bola (medicine ball) yang bertujuan meningkatkan kecerdasan gerak kinestika, horizontal jump dan half Squat jump untuk melatih kekuatan otot perut, lengan, punggung dan lengan dan gerakan split yang berguna untuk melatih kelenturan otot.

"Setelah tes fisik, dilanjutkan tes untuk mengukur kecepatan reaksi tangan dan kecepatan reaksi kaki atlet. Penguji tes yang merupakan akademisi bergelar Doktor dari fakultas olahraga Universitas Negeri Makassar (UNM) yang menguji kecepatan reaksi tangan dengan cara atlet menepuk tangan sekali sambil penangkap penggaris yang dilepaskan penguji, selanjutnya kecepatan reaksi kaki dilakukan atlet dengan menangkap penggaris yang di buang oleh penguji menggunakan sebelah kiri/kanan kakinya," katanya

Menurut Syamsuddin Umar, tes psikolog ini untuk memantau pengaruh latihan yang dilakukan atlet selama ini sejak pasca test fisik tahap pertama dan sekaligus memantau perkembangan psikis mereka terutama menyangkut motivasi, self confindense, kosentrasi, emosi dan kedisiplinan.

Ketua Koni Sulsel Ellong Tjandra mengatakan bahwa tes fisik, kesehatan dan psikotest yang dilaksanakan 3 hari ini menunjukkan keseriusan dan komitmen Koni Sulsel mempersiapkan atlitnya untuk menghadapi PON XX Papua.

Menurutnya, berdasarkan hasil data test ini maka perlu diadakan lagi evaluasi atas kondisi atlet selama 3 bulan terakhir yang telah menjalani condition training dan latihan kecabangan di bawah pelatih masing-masing cabang olahraga.

Baca juga: Vaksinasi atlet dan tantangan sukseskan PON Papua

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021