Jakarta (ANTARA) - Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan frekuensi tes COVID-19 untuk seluruh atlet peserta pesta olahraga empat tahunan itu.

Dalam buku pedoman Olimpiade Tokyo telah diatur bahwa seluruh atlet akan mengikuti setidaknya satu kali tes setiap empat hari. Mereka yang kedapatan positif COVID-19 bakal dilarang bertanding.

Presiden Komite Penyelenggara Tokyo 2020 Seiko Hashimoto mengatakan frekuensi pengetesan kemungkinan akan ditingkatkan karena mempertimbangkan varian baru virus corona serta kontak fisik yang tak dapat dihindari dalam beberapa pertandingan.

“Dari perspektif atlet, saya kira akan lebih baik jika aturan tes COVID-19 ini diperketat daripada harus mengubah protokol yang telah diumumkan di sela-sela pertandingan,” kata Hashimoto seperti dilaporkan kantor berita Kyodo, Rabu.

“Kami perlu mempertimbangkan (peningkatan frekuensi tes),” katanya lagi.

Hashimoto menjelaskan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach memang meminta agar penyelenggara dapat memberlakukan protokol pengujian yang lebih ketat.

Baca juga: Tokyo akan jadi Olimpiade terakhir bagi petinju veteran India Mary Kom

Menurut dia, tak menutup kemungkinan terjadi penularan virus di kalangan atlet selama Olimpiade berlangsung. Namun hal tersebut menurutnya perlu ditangani secara luwes, termasuk menyesuaikan jadwal kegiatan.

“Kami perlu melakukan simulasi untuk berbagai skenario yang kemungkinan terjadi. Sulit untuk berpikiran bahwa tidak akan ada yang terjadi,” ujarnya.

Sebagai negara pertama yang menggelar Olimpiade di tengah krisis kesehatan global, Hashimoto berharap Jepang dapat menjadi negara percontohan mengenai bagaimana menemukan solusi menghadapi sebuah rintangan.

“Kami akan menunjukkan bagaimana Jepang mampu menyelesaikan masalah. Olimpiade Tokyo menjadi momen penting apakah kami bisa menjadi negara terdepan yang dapat menemukan solusi dari sebuah tantangan," tandas dia.

"Jika kami tidak bisa melakukan apa pun sampai virus corona ini tidak ada, itu berarti kami tidak dapat melewati tantangan. Kami perlu menunjukkan bahwa kami dapat memastikan keamanan dan tetap menggelar Olimpiade jika kami menerapkan semua langkah-langkah pencegahan yang tepat."

Baca juga: Federer incar Olimpiade seiring keadaan lutut yang membaik

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021