melalui pelatihan daring bahasa Inggris ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan pelaku pariwisata atau masyarakat lokal dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan PT Cerdas Digital Nusantara (Cakap) memberikan pelatihan bahasa Inggris secara daring bagi 150 pelaku pariwisata yang ada di lima destinasi super prioritas dan Belitung.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan masa pandemi COVID-19 berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan dan berkurangnya aktivitas pariwisata.

Akan tetapi, masa-masa ini menjadi momentum bagi para pelaku pariwisata untuk mempersiapkan diri, terutama dengan mengasah kemampuan berbahasa asing untuk menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara ketika perbatasan negara telah kembali dibuka.

“Tuntutan dan ekspektasi terhadap kualitas pelayanan pariwisata akan semakin tinggi mengikuti perubahan tren wisata dengan pola baru, di mana experience benar-benar akan diutamakan, karena banyak yang harus dipenuhi oleh wisatawan dalam perjalanannya. Peningkatan kualitas pelayanan melalui interaksi yang baik dan komunikatif dapat menciptakan kesan dan pengalaman yang menarik bagi wisatawan, ini mutlak sangat diperlukan,” kata Wisnu.

Pelatihan ini, kata Wisnu, bertujuan memberikan dan meningkatkan skill bahasa asing bagi pelaku pariwisata.

Menurutnya, skill bahasa asing terutama bahasa Inggris, punya peranan penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata yang ada di masing-masing daerah kepada wisatawan mancanegara.

“Oleh karena itu, melalui pelatihan daring bahasa Inggris ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan pelaku pariwisata atau masyarakat lokal dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Baik dalam merepresentasikan dan mengenalkan atraksi yang dimiliki daerahnya, budaya, alam, buatan, dan produk-produk lokal, maupun dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan, sehingga di era pascapandemi nanti pelaku pariwisata telah memiliki bekal dan lebih siap,” katanya.

Sementara itu, Vice President of Business Development Cakap Cecilia Ong mengatakan di era digital ini, bahasa asing memiliki peran yang sangat penting. Selain untuk meningkatkan kompetensi diri, kemampuan berbahasa asing bagi pelaku pariwisata ini juga dapat membantu mereka memperoleh informasi tentang karakteristik wisatawan, target pasar, dan perkembangan tren wisata melalui dunia digital.

“Dalam situasi pandemi ini, akan banyak perubahan besar terkait keinginan dan kebutuhan para wisatawan dalam berkunjung ke suatu destinasi wisata. Karenanya, dengan bahasa asing, pelaku pariwisata akan lebih siap dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan sesuai harapan wisatawan,” ucap Cecilia.

Sebanyak 150 orang peserta dinyatakan lolos dari 550 orang yang mendaftar dan telah dibagi menjadi 17 kelas sesuai hasil uji penempatan dengan level yang berbeda-beda.

Para peserta merupakan perwakilan dari pelaku pariwisata yang sebagian besar bekerja sebagai pemandu wisata, pengelola homestay, dan pengelola desa wisata/anggota kelompok sadar wisata.

Pelatihan ini akan dilaksanakan pada Mei hingga Juni 2021, dengan pembelajaran materi melalui Learning Management System (LMS) dan praktik melalui tatap muka dengan tutor profesional secara virtual, serta post test di akhir untuk mengukur capaian pembelajaran.

Selama mengikuti rangkaian pelatihan ini, peserta akan dimonitor dan didampingi oleh para fasilitator lokal yang ada di daerahnya masing-masing.

Baca juga: Luhut sambut pelatihan tenaga kerja di destinasi pariwisata Danau Toba
Baca juga: KKP gelar pelatihan pengelolaan wisata bahari
Baca juga: Kemenparekraf gelar pelatihan pendamping desa wisata untuk dosen

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021