Kami membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak pelaku pariwisata
Mataram (ANTARA) - Asosiasi Persatuan Pedagang dan Pengrajin Mutiara Lombok, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan dalam satu bulan terakhir transaksi penjualan mutiara di daerahnya mengalami peningkatan hingga 50 persen, dengan nilai rupiah antara Rp5-10 miliar.

Ketua Asosiasi Persatuan Pedagang dan Pengrajin Mutiara Lombok Nusa Tenggara Barat H Fauzi di Kota Mataram, NTB, Minggu mengatakan transaksi penjualan mutiara tersebut mulai meningkat awal 2021 ini.

"Awal terjadi pandemi COVID-19 tahun 2020, transaksi penjualan mutiara bisa dikatakan hampir tidak ada. Semua vakum, Alhamdulillah, sekarang sudah mulai menggeliat," katanya.

Baca juga: Pusat kerajinan mutiara Mataram segera operasional sambut MotoGP

Menurutnya, kenaikan transaksi penjualan mutiara yang mencapai 50 persen tersebut merupakan transaksi dari penjualan secara online, dengan jenis hasil kerajinan yang banyak dipesan adalah konektor masker.

Sedangkan, transaksi offline dalam satu bulan terakhir mulai naik 10-15 persen.

Artinya, kata Fauzi, wisatawan yang datang berkunjung dan berbelanja mutiara secara langsung ke toko dan perajin selama pandemi COVID-19, relatif kecil jika dibandingkan kondisi sebelum pandemi.

"Terkait dengan itu, besar harapan kami setelah pusat kerajinan mutiara, emas dan perak di MCC (Mataram Craft Center) Sekarbela beroperasi, bisa memberi kemudahan akses wisatawan dan pengunjung melakukan transaksi di MCC," katanya.

Di samping itu, kata Fauzi, asosiasi yang memiliki sekitar 120 IKM mutiara dengan jumlah anggota sekitar 400, terdiri atas pedagang dan perajin se-NTB, berharap pemerintah daerah dan pelaku pariwisata dapat memberikan promosi keberadaan MCC.

Termasuk, saat kegiatan skala internasional MotoGP pada Oktober 2021, para pelaku usaha khususnya mutiara, memiliki harapan besar dengan agenda akbar tersebut dapat memberikan manfaat.

"Tidak mesti kami yang datang ke lokasi, tapi mereka bisa diajak ke MCC untuk melihat proses pembuatan mutiara dari hulu sampai hilir. Di sini lah, kami membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak pelaku pariwisata," kata Fauzi, selaku ketua asosiasi mutiara yang mendapat amanah Pemerintah Kota Mataram untuk mengelola MCC.

Setelah MCC direvitalisasi pada lantai dua, katanya, desain MCC saat ini sudah menjadi ruang edukasi, rekreasi, kuliner, dan promosi.

Di lantai atas, para pengunjung dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan mutiara hingga menjadi hasil kerajinan yang menarik, unik serta memiliki nilai-nilai kearifan lokal.

Selain itu, disiapkan juga pojok kuliner yang akan mempromosikan berbagai produk unggulan olahan pangan dari IKM/UKM di Mataram, serta menyiapkan ruang mini teater dengan kapasitas 25-50 orang yang akan memutar proses budi daya mutiara.

"Begitu tamu datang akan diarahkan langsung ke lantai dua, setelah itu baru lah ke lantai satu melihat atau membeli langsung hasil kerajinan mutiara dari perajin pada sejumlah showroom yang ada," katanya.

Baca juga: Perajin gembira, buyers dari 4 negara mulai beli mutiara Lombok
Baca juga: 200 perajin mutiara di Mataram tetap berproduksi

Pewarta: Nirkomala
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021