Amsterdam (ANTARA) - Pemungutan suara selama tiga hari dimulai di Belanda pada Senin dalam pemilihan parlemen yang dianggap sebagai referendum terhadap penanganan pemerintah Belanda mengenai pandemi virus corona.

Perdana Menteri Mark Rutte, salah satu pemimpin Eropa yang paling lama menjabat, diperkirakan akan mendapatkan suara yang cukup banyak untuk mengamankan periode keempat.

Empat jajak pendapat yang dikeluarkan pekan ini memperkirakan partai konservatif VVD Rutte akan mendapat 21 hingga 26 persen suara, dibandingkan dengan 11-16 persen yang diperkirakan akan didapat oleh lawan terdekatnya, Partai Kebebasan yang anti-Islam Geert Wilders, yang memimpin oposisi di parlemen.

Dengan pelarangan terhadap kerumunan publik, kampanye pemilihan difokuskan pada serangkaian debat di televisi, di mana Rutte menjaga citranya sebagai pemimpin yang tegas selama masa krisis.

Meski demikian, infeksi virus corona di Belanda telah meningkat dalam kecepatan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, dan Institut Kesehatan Nasional (RIVM) telah menyarankan agar pelonggaran tidak segera dilakukan, dengan mengatakan bahwa rumah sakit masih kewalahan dalam gelombang ketiga pandemi yang didorong oleh varian yang lebih menular. Pada hari Minggu (14/3), polisi membubarkan ribuan demonstran yang berkumpul di Den Haag untuk memprotes penguncian dan jam malam, yang memicu kerusuhan selama beberapa hari di bulan Januari.

Sekitar 13 juta pemilih berhak memilih dari lusinan partai yang bersaing di parlemen dengan 150 kursi. Bilik pemungutan suara dibuka pada pukul 6:30 waktu setempat dan hasil survei yang dilakukan terhadap para pemilih usai mereka meninggalkan TPS diperkirakan keluar pada pukul 8 malam pada hari Rabu waktu setempat.

Partai-partai besar termasuk Partai Buruh, Kiri-Hijau, Demokrat-66 pro-pendidikan bersaing dengan Demokrat Kristen kanan-tengah untuk tempat ketiga. Dua atau tiga dari mereka kemungkinan akan bergabung dengan koalisi baru yang dipimpin VVD.

Dengan larangan pertemuan berisi lebih dari dua orang, restoran dan bar ditutup dan jam malam pertama sejak Perang Dunia Kedua diberlakukan, pemungutan suara telah disebarkan selama tiga hari untuk membantu memastikan jarak tetap terjaga di tempat pemungutan suara.

Pengecualian pada jam malam pada pukul 9 akan diberlakukan bagi orang-orang yang memberikan suara mereka.

Rutte, 54 tahun, telah menjadi perdana menteri Belanda sejak 2010.

Meskipun Belanda tergelincir dalam menanggapi COVID-19, menjadi yang terakhir di Uni Eropa untuk mulai memvaksinasi dan tidak konsisten terkait penggunaan masker, rumah sakit tidak pernah kehabisan tempat tidur melalui dua gelombang puncak infeksi COVID-19.

Sumber: Reuters
Baca juga: PM Belanda Rutte menuju kemenangan besar atas Wilders
Baca juga: Turki: Tak ada bedanya antara Rutte dan Wilders
Baca juga: Kanan ekstrem anti-Islam di ambang kalah dalam Pemilu Belanda


Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021